TEROPONGNEWS.COM,SORONG – Kabupaten Sorong berhasil meraih peringkat 1 (satu) pada penilaian kinerja 8 Aksi Konvergensi Stunting Tingkat Provinsi Papua Barat Daya tahun 2022.
Ada 6 kabupaten kota di Papua Barat Daya yang mengikuti Penilaian Kinerja 8 Aksi Konvergensi Stunting Tahun 2023 yang digelar oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Papua Barat.
Penyerahan penghargaan itu dilaksanakan di gedung L. Jitmau Kota Sorong, Papua Barat Daya, Rabu (9/8/2023).
Pada kesempatan tersebut, Kabupaten Sorong meraih peringkar pertama dengan total skor 121, peringkat 2 ditempati oleh Kabupaten Sorong Selatan dengan nilai 105, peringkat 3 adalah Kabupaten Maybrat dengan skor 98, peringkat 4 adalah Kabupaten Tambrauw dengan nilai 88, di mana skornya sama dengan Kabupaten Raja Ampat.
Namun karena pada Tahun 2022 angka prevelansi stunting di Kabupaten Tambrauw mengalami penurunan sebesar 0,30% dari 39,40% di tahun 2021 dan menjadi 39,10% di tahun 2022.
Sementara kabupaten Raja Ampat berada pada peringkat ke-5 karena angka prevalensinya tidak mengalami perubahan tetap sama antara tahun 2021 dan 2022 yaitu 31,1%.
Peringkat ke-5 adalah Kabupaten Raja Ampat dengan nilai 88 dan peringkat ke-6 adalah kota Sorong dengan skor nilai 73.
Pj. Gubernur Papua Barat Daya Muhammad Musa’ad dalam sambutannya menyampaikan bahwa prevelansi stunting di Papua Barat masih tinggi lebih karena di atas 30 persen, dan tahun 2024 ditargetkan oleh Presiden harus turun menjadi 14 persen.
“Hari ini kita masih 32 persen, masih tinggi. Oleh karena itu kita harus buat strategi yang tepat untuk menurunkan prevellansi stunting. 8 aksi yang hari ini kita nobatkan pemenangnya itu merupakan salah satu aksi lewat komitmen pimpinannya,”ujar Musa’ad.
Musa’ad meminta para kepala daerah meneguhkan kembali komitmen di daerahnya masing-masing untuk mengambil langkah-langkah inovatif, guna mengurangi angka stunting.
“Kita harus berusaha agar masyrakat pro aktif melaporkan kalau ada anak yang stunting. Syukur ada yang datang mengaku, itu adalah salah satu strategi kita yang harus kita buat,”jelasnya.
Ia berharap, para Bupati/Walikota tidak lagi menggunakan cara konvensional untuk menurunkan angka stunting.
“Seperti bagi-bagi telur, itu tidak efektif, sampai di rumah belum tentu yang makan anak tersebut. Coba cari sesuatu yang lebih inovatif. Karena stunting tidak sebatas asupan tapi hatinya harus bahagia karena bisa menambah imunnya. Jadi itu tugas kalian,”pungkasnya.