Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
EkonomiKriminalitas

Sepak Terjang Orang Kaya Asal Brebes, dari Tim Sukses Jokowi Hingga Masuk Bui

×

Sepak Terjang Orang Kaya Asal Brebes, dari Tim Sukses Jokowi Hingga Masuk Bui

Sebarkan artikel ini
Windu Aji Santoso
Example 468x60

TEROPONGNEWS.COM, JAKARTA – Nama Windu Aji Sutano sebagai orang kaya atau crazy ritch mencuat kali pertama ketika menyediakan doorprize 19 motor dan berbagai produk elektronik pada pemilihan kepala desa (pilkades) di kampung halamannya. Pria kelahiran Desa Wangandalem, Brebes, Jawa Tengah itu sengaja menyediakan hadiah gratis guna menarik minat masyarakat untuk mencoblos dalam penyelenggaraan Pilkades.

Saat itu, orang tahunya dia adalah bos perusahaan tambang di Kabupaten Konawe Utara (Konut), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Kantornya juga di ibu kota, Jakarta. 

Example 300x600

Dia yang akrab disebut WAS juga dikenal Anggota Tim Sukses Jokowi Untuk Pemenangan Pilpres 2014. Ketika itu, dia memfasilitasi kampanye Jokowi di alun-alun Brebes. 

Sejauh ini tak banyak informasi lain tentang orang kaya itu. Begitupun jenjang pendidikan hingga perjalanan karier hingga menjadi pengusaha sukses. Yang jelas, dia adik kandung dari almarhum dokter Sartono, mantan Kepala Dinas Kesehatan Brebes.

Nama WAS sempat sempat redup beberapa waktu. Namun, sepak terjang perusahaannya di Konawe menjadi sorotan banyak pihak. Disebut-sebut, PT Lawu Agung Mining (LAW) milik Windu melakukan kegiatan tambang nikel illegal sebanyak 36,9 juta metric ton selama empat tahun pada areal seluas 8.400 hektar serta membabat hutan tanpa izin di Blok Mandiodo, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, dengan nilai yang sangat fantastis sebesar Rp21,6 triliun. 

Nikel illegal tersebut dijual ke perusahaan smelter nikel di Morosi dan Morowali. Ironinya, hasil tambanh itu dijual ke perusahaan asal China. 

Perusahaan-perusahaan di bawah PT Lawu juga menambang di luar wilayah konsesi BUMN PT Antam (Persero). Aktivitas ilegal bertingkat-tingkat ini dikabarkan tak terjamah hukum karena dilakukan melalui jual-beli dokumen dan pemberian uang koordinasi kepada aparat penegak hukum.

Selain itu, Windu juga disebut berseteru dengan PT KMS milik Audi Siddieq, adik sepupu Akbar Faisal, politisi Nasdem. 

Pada Juli 2022 lalu, sempat terjadi aksi unjuk rasa warga terhadap PT Antam di Kecamatan Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara. Aksi tersebut terkait Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Antam yang terletak di Desa Tambea, Pomalaa. Mereka protes terhadap aktivitas perusahaan yang mencemari lingkungan.

Pada akhir tahun 2022, ramai tersebar isu mengenai pencemaran lingkungan di Blok Mandiodo, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Media memberitakan kejadian ini karena adanya tumpang-tindih 11 IUP yang melakukan kegiatan pertambangan eksplorasi dan produksi nikel. Antam kemudian mengajukan upaya hukum ke Mahkamah Agung (MA) yang berakhir dengan menangnya Antam atas hak IUP di Blok Mandiodo.

Untuk sekian waktu, Windu Aji Santoso aman. Kiprahnya sebagai pengusaha tambang terlindungi. Setidaknya, label pernah jadi tim pemenangan capres Jokowi berdaya guna. Mengaku-aku dekat dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo lumayan ampuh. 

Akal-akalan memang tak selamanya berhasil. Selasa malam, 18 Juli 2023, menjadi sejarah kelam bagi Windu Aji Santoso. Sebab, Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkannya sebagai tersangka kasus korupsi ore nikel. Kejagung bahkan langsung memasukan crazy ritch Brebes itu ke bui. 

Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Ketut Sumedana, menyatakan Windu Aji sebagai owner PT Kara Nusantara Investam ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan terkait perkara konsorsium perjanjian dengan PT Antam tahun 2021-2023. Kasus ini merugikan keuangan negara senilai total Rp5,7 triliun.

“Tim Penyidik Kejati Sultra tadi telah menetapkan WAS sebagai tersangka. Demi kepentingan penyidikan terhadap tersangka dilakukan penahanan,” kata Kapuspenkum Ketut Sumedana.

Perkara tindak pidana korupsi yang menjerat Windu terkait kerja sama operasi (KSO) pertambangan ore nikel di wilayah Izin Usaha  Pertambangan (IUP)  PT. Antam,  di Blok Mandiodo,  Konawe Utara,  Sulawesi Tenggara (Sultra).

Ketut menjelaskan kerja sama operasi dilakukan oleh PT. Antam (Aneka Tambang) juga dengan Perusahaan Daerah Sultra dan Perusahaan Daerah Konawe Utara.

Modus, menjual hasil tambang menggunakan dokumen Rencana Kerja Anggaran Biaya dari PT. Kabaena Kromit Pratama dan beberapa perusahaan lain di sekitar blok Mandiodo.

Cara itu digunakan untuk mengesankan ore nikel tersebut bukan berasal dari Antam lalu dijual ke beberapa smelter di Morosi dan Morowali.

Praktik yang merugikan negara terus berlanjut karena adanya pembiaran dari pihak PT.l Antam.

Padahal,  sesuai KSO, ore nikel hasil penambangan di wilayah IUP Antam harus diserahkan ke Antam.  PT LAM hanya mendapat upah selaku kontraktor

pertambangan.

Pada kenyataannya,  PT LAM mempekerjakan 39 perusahaan pertambangan sebagai kontraktor untuk melakukan penambangan ore nikel.

“Lalu, menjual hasil tambang menggunakan Rencana Kerja Anggaran Biaya asli tapi palsu,” pungkas Ketut. 

Sebelum ini,  telah ditetapkan 4 orang tersangka, termasuk Dirut PT LAW Ofam Sofwan yang sempat ditangkap di Jakarta, karena berstatus buron dan diperiksa di Gedung Bundar.

Tersangka lainnya, HW (GM PT Antam Unit Bisnis Pertambangan Nikel Konawe Utara), AA (Dirut PT Kabaena Kromit Pratama) dan GL (Pelaksana Lapangan PT LAM). 

Sikap tegas Kejaksaan ini sekaligus menepis Windu sulit dijamah mengingat statusnya sebagai Anggota Tim Sukses Jokowi Untuk Pemenangan Pilpres 2014.

Sebelumnya, nama WAS  disebut-sebut dalam BAP Tersangka BTS Irwan Hermawan menerima aliran dana guna tidak melanjutkan penyelidikan BTS.

Dalam daftar itu, WAS bersama Setyo Joko Santosa menerima Rp75 miliar diduga dari Windi Purnama (orang kepercayaan Irwan Hermawan). Mungkinkah bakal ada WAS lainnya? 

Example 300250
Example 120x600