TEROPONGNEWS.COM, AMBON – Pasca bencana alam menimpa Provinsi Maluku, khususnya wilayah Pulau Ambon, Seram Bagian Barat (SBB) dan sejumlah daerah akibat cuaca ekstrim, Anggota DPRD Provinsi Maluku daerah pemilihan (dapil) SBB, M. Hatta Hehanussa, akhirnya mendatangi tiga kecamatan di wilayah tersebut.
Ketiga kecamatan yang didatangi anggota Komisi III DPRD Provinsi Maluku itu, masing-masing Kecamatan Waisala, Huamual Belakang dan Seram Barat.
Kedatangan politisi asal Partai Gerindra itu, disambut dengan sejumlah curhatan masyarakat, terkait bencana alam yang menimpa mereka.
Saat Hehanussa menyambangi warga dusun Haya, Desa Sole, Kecamatan Huamual Belakang, warga keluhkan soal talud penahan pantai yang patah, sehingga membuat abrasi pantai yang menimpa rumah-rumah warga di wilayah setempat.
Dusun yang dihuni hampir 300 Kepala Keluarga (KK) ini, dihantam gelombang tinggi hingga masjid dan kuburan yang berada tak jauh dari bibir pantai itu ditutupi oleh pasir.
“Pak tolong kita untuk talud pantai ini, sebab jika tidak maka masjid dan kuburan yang ada ini sudah tertutup pasir, ” kata Rahma, salah satu warga dusun Haya, Selasa (9/8/2022).
Menurutnya, talud sepanjang 100 meter itu roboh dihantam ombak, akibat cuaca ekstrim terjadi sejak beberapa tahun lalu. “Pasir sudah tutup kuburan dan masjid, termasuk sebagian rumah warga ditepi pantai ini sejak 3 tahun lalu. Tapi tidak pernah diperhatikan,” ungkap dia.
Dikatakan, masjid, kuburan dan rumah-rumah warga itu awalnya tinggi dari tepi pantai, kini sudah tidak lagi, pasca talud itu roboh dan membuat abrasi pantai, sehingga mengakibatkan pasir naik, dan menutup masjid, kuburan dan pemukiman warga.
“Kasihan pak, kita takut dengan cuaca seperti ini, maka kita harus mengungsi, dan tidak bisa lagi solat di masjid karena air laut masuk, ” terangnya.
Usai berkunjung ke Dusun Haya, Aleg Gerindra itu kemudian menyambangi warga di desa persiapan Tomi-Tomi, dan Desa Tahalupu, Kecamatan Huamual Belakang.
Warga di desa persiapan Tomi-Tomi, dan Tahalupu mengeluhkan soal tidak adanya penyediaan air bersih, drainase, sehingga membuat air meluap ke pemukiman warga, dan ambruknya talud pantai sepanjang 20 meter, yang berdampak pada masuknya air laut ke pemukiman warga.
“Kami butuh air bersih, karena untuk minum saja kami sangat sulit. Kemudian ada sungai kecil didalam kampung yang sampai saat ini tidak ada talud dan drainasse, sehingga saat hujan seperti ini masuk kedalam kampung dan menggenangi rumah warga. Begitu juga dengan air laut, ” keluh Arif, warga desa Persiapan Tomi-Tomi.
Selain kedua masalah itu, warga juga keluhkan soal minimnya infrastruktur pendidikan terutama tingkat PAUD. Warga setempat masih menggunakan kantor desa sebagai lokasi belajar anak-anak PAUD tersebut.
“Tolong perhatikan infrastruktur pendidikan di sini juga kasih generasi yang ada di sini. Apalagi kantor negeri juga masih butuh perhatian dari pemerintah,” kata dia.
Selain Tomi-Tomi, warga Desa Tahalupu juga meminta perhatian Pemerintah Daerah, terkait penyediaan air bersih, listrik, talud sungai hingga infrastruktur pendidikan.
“Untuk mendapatkan air bersih saja kami harus antri. Bertahun-tahun kami sangat kesulitan air bersih. Selain itu, kami punya sarana pendidikan, yang bahkan tidak pernah diperhatikan sama sekali, ” kata Kades Tahalupu, Abdu Rahman Dokolamu.
Menurutnya, ada sejumlah sungai di dalam kampung tersebut yang taludnya sudah ambruk, sehingga saat musim penghujan air dan menggenangi pemukiman warga. “Setiap kali hujan, rumah-rumah warga ini selalu terendam akibat luapan sungai, karena talud sudah roboh, ” ujarnya.
Tidak hanya disitu, Ismail warga dusun Nania, Desa Tahalupu juga keluhkan air bersih dan listrik di dusun tersebut. “Dusun Nania itu dihuni 36 kelapa keluarga, yang sampai saat ini tidak pernah menikmati listrik secara baik seperti kampung lain. Kemudian air bersih, kami sangat sulit sekali untuk air minum sama mandi, ” tandasnya.
Usai mengelilingi kecamatan Huamual Belakang, mantan Wakil Ketua Komisi III DPRD Provinsi Maluku itu, juga menyambangi sejumlah desa dan dusun di Kecamatan Waisala, dan Seram Barat.
Warga desa Waisala meminta, perhatian terkait sejumlah infrastruktur yang rusak akibat bencana hujan, banjir dan longsor.
Usai menyambangi warga di tiga kecamatan itu Hatta Hehanussa mengaku, sangat prihatin dengan kondisi yang menimpah warga di desa, dan dusun yang ada di tiga kecamatan tersebut.
Dia menegaskan, akan memperjuangkan keluhan warga di tiga kecamatan itu, terutama yang bersentuhan langsung dengan mitra kerja dari Komisi III DPRD Provinsi Maluku.
“Setelah kita lihat dan dengar langsung apa yang dialami oleh masyarakat, maka ini akan menjadi catatan penting untuk kita perjuangkan, agar mereka secepatnya mendapat perhatian dari Pemerintah. Utamanya yang berkaitan dengan mitra kerja Komisi III,” tegas Hatta dalam keterangan tertulisnya yang diterima Teropongnews.com, di Ambon, Selasa (9/8/2022).
Hehanussa menegaskan, akan memprioritaskan warga yang terdampak bencana alam agar diperjuangkan. “Terutama bagi mereka yang terkena dampak bencana, kemudian air bersih, sebab itu yang diutamakan disamping keluhan-keluhan warga yang lain. Artinya, semua keluhan warga itu jadi catatan kita, ” tandasnya.
Disela-sela kunjungannya itu, Hehanussa juga menyerahkan sejumlah bantuan kepada ibu-ibu majelis taklim, dan Taman Pengajian Quran (TPQ) serta buku bacaan, buku gambar dan sejumlah alat tulis bagi anak TK dan PAUD.
Untuk ibu-ibu Majelis Taklim, Hehanussa menyerahkan bantuan bacaan barjanji atau Mauludun dan seragam serta kursi. Sedangkan untuk TPQ, ia menyerahkan bantuan berupa, Al Quran, dan ratusan buku Iqra.
Tak sampai di situ, Hehanussa juga membuka proses belajar Tahun 2022-2023 TK Al Hidayah desa Persiapan Tomi-Tomi.