TEROPONGNEWS.COM,RAJA AMPAT – Penjabat (Pj) Gubernur Papua Barat, Komjen Pol (Purn) Paulus Waterpauw meletakan batu pertama pembangunan rumah prasasti kebangsaan di Pulau Fani, Distrik Kepulauan Ayau, Kabupaten Raja Ampat, Sabtu (13/8/2022).
Peletakan batu pertama itu juga turut diikuti oleh forkopimda Papua Barat, Forkopimda Raja Ampat, pejabat utama TNI/Polri, pimpinan instansi vertikal dan pimpinan opd di lingkungan pemerintah provinsi Papua Barat serta, media dan organisasi masyarakat.
Adapun sejarah singkat prasasti kebangsaan yang ada di Pulau Fani di mulai pada tahun 2008, yang dipelopori Mardiyanto yang merupakan Menteri Dalam Negeri saat itu yang telah membuat prasasti kebangsaan dengan semangat “takkan satu pulaupun hilang dari bumi nusantara, menjunjung tinggi dan siap menjaga kebhinekaan bangsa tercinta indonesia”.
Kemudian pada 7 desember tahun 2019, Gubernur Papua Barat saat itu Drs. Dominggus Mandacan beserta Forkopimda Papua Barat untuk pertama kali dilaksanakan pemasangan prasasti kebangsaan dan Prasasti Forkopimda Papua Barat.
Yang berarti menyatakan bahwa Pulau Fani, kabupaten Raja Ampat adalah bagian yang tak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Ini batas negara kita yang terluar, sehingga kami sepakat untuk datang bersama-sama untuk mendirikan semacam tugu lambang merah putih di pulau ini, untuk menyatakan bahwa pulau ini ada, pulau ini berisi manusia dan ada kekuatan yang menjaganya dan merah putih berkibar di sini,”jelas Paulus Waterpauw.
Selain meletakan batu pertama pembangunan prasasti, Pj Gubernur Papua Barat juga melaksanakan pembentangan kain merah putih sepanjang 77 meter dan penancapan 77 bendera merah putih, serta penyerahan bantuan tangan kasih kepada masyarakat
Di mana, kegiatan tersebut juga merupakan bagian dalam menyambut HUT RI ke-77, juga menunjukan simbol bahwa negara hadir untuk menjaga kedaulatan pulau terluar.
“Di wilayah Raja Ampat ini ada pulau Fani sebagai pulau terluar dari batas negara kita, yang dulu pernah dikuasai oleh mereka dari Philipin yang mencari ikan kemudian melihat pulau ini kosong dan mengklaim pulau ini. Namun berkat perjuangan para pendahulu, pulau ini berhasil direbut kembali,”pungkasnya.