Berita

Harganas 2022, Papua Barat Komitmen Turunkan Angka Stunting

×

Harganas 2022, Papua Barat Komitmen Turunkan Angka Stunting

Sebarkan artikel ini
kegIatan Harganas ke-29 tingkat Provinsi Papua Barat yang berlangsung di Gedung L. Jitmau kota Sorong. (Foto: Mega/TN)

TEROPONGNEWS.COM,SORONG – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Papua Barat menggelar peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-29 dengan tema “Ayo Cegah Stunting Agar Keluarga Bebas Stunting.

Peringatan Harganas ke-29 yang digelar di gedung L Jitmau, kantor walikota Sorong, Kamis (21/7/2022) itu turut dihadiri oleh Deputi keluarga berencana dan kesehatan reproduksi BKKBN RI Eni Gustina.

Penjabat Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw yang diwakili oleh Staf ahli bidang pemerintahan dan otonomi khusus (Otsus) Provinsi Papua BaratIr. M.R Thamrin Payapo mengatakan bahwa pada momentum Harganas ini, pemerintah Provinsi Papua Barat berkomitmen agar menurunkan prevalensi stunting yang saat ini mencapai 26,2 persen menjadi 19 persen pada tahun 2022, pada tahun 2023 menjadi 16 persen dan pada tahun 2024 mencapai target nasional 14 persen sesuai Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021.

2724
Mana Calon Gubernur Papua Barat Daya Pilihan Anda yang Layak?

 www.teropongnews.com sebagai media independen meminta Anda untuk klik siapa calon yang digadang-gadang oleh Anda untuk dipilih dan layak jadi calon Gubernur Papua Barat Daya Periode 2024-2029,  kemudian klik Vote pada bagian paling bawah ini.

“Untuk mencapai target dimaksud, kami tidak hanya menurunkan angka, tetapi mengurangi jumlah balita yang terpapar stunting serta mencegah bayi akan lahir tidak terpapar stuntin,”ucapnya.

Dikatakannya, upaya-upaya percepatan penurun stunting di Provinsi Papua Barat sedang berlangsung melalui berbagai aksi konvergensi sebagaimana tertuang dalam Strategi Nasional, Perpres maupun dalam Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting.

“Saya meminta seluruh instansi pemerintah tingkat provinsi yang memiliki tugas untuk melaksanakan intervensi spesifik maupun intervensi sensitif serta para Bupati/Walikota agar bekerja cerdas menggunakan data sasaran yang benar sehingga intervensi yang diberikan tepat sasaran, dan harus tepat waktu,”tuturnya.

Sementara itu, Kepala perwakilan BKKBN Papua Barat Philmona Maria Yarollo, S.Sos, M.Si,.mengatakann bahwa pencegahan stunting dimulai sejak sebelum perkawinan, sampai 1000 hari fase kehidupan.

“Oleh karena itu, Harganas menjadi momentum bagi kita semua untuk mengajak masyarakat terutama keluarga untuk mengentaskan stunting di wilayah Papua Barat,”ujarnya.

Ia mengungkapkan, kelompok sasaran yang perlu mendapatkan pendampingan adalah remaja putri ,remaja putri calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita 0-59 bulan.

Pada kesempatan yang sama, Deputi keluarga berencana dan kesehatan reproduksi BKKBN RI Eni Gustina menjelaskan bahwa BKKBN telah membentuk satgas stunting untuk menggerakkan tim pendamping keluarga.

“Yang akan langsung berhubungan dengan keluarga adalah tim pendamping keluarga. Ada 3 orang, yakni bidan, kader KB, dan juga PKK. Kenapa ada PKK? karena PKK tahu keluarganya,”kata Eni.

Untuk pemberian makanan pencegahan stunting, kata Eni, BKKBN punya inovasi-inovasi seperti Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashsat), yang juga bekerjasama dengan perguruan tinggi, dalam hal ini mamahasiswa yang juga ikut turun ke lapangan untuk memberikan edukasi.

“Tidak semua anak stunting dari keluarga miskin dan banyak juga dari keluarga mampu. Hanya pola makannya saja yang kurang baik, sehingga anak-anaknya stunting. Intinya pola asuh , pola makan dan kesehatan lingkungan itu sangat penting,”pungkasnya.