TEROPONGNEWS.COM, AMBON – DPRD Provinsi Maluku menyarankan, agar tokoh adat, tokoh masyarakat dan warga di Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) bisa duduk bersama mencari solusi terbaik, untuk menyelesaikan bentrok antara warga Ohoidertutu dan Ohoiren yang terjadi, Sabtu (24/7/2022) lalu.
“Untuk persoalan yang terjadi di Kabupaten Malra, sebagai wakil rakyat jujur saja, saya merasa sangat prihatin, karena sudah merenggut korban jiwa. Untuk itu, saya imbau tokoh masyarakat bersama tokoh adat serta warga dapat mencari solusi terbaik, untuk mengendalikan situasi dan kondisi yang terjadi,” saran Anggota DPRD Provinsi Maluku, Saudah Tuanakota/Tethool saat dihubungi dari Ambon, Selasa (26/7/2022).
Bukan saja saran, dia juga meminta aparat keamanan baik TNI maupun Polri bisa segera menyelesaikan persoalan yang terjadi, sesuai prosedur hukum yang berlaku.
“Kami meminta aparat keamanan baik TNI maupun Polri untuk tegas, bijak adil berdiri ditengah, dan melerai kedua belah pihak yang merupakan saudara kami, baik Ohoiren maupun Ohoidertutu,” tegasnya.
Saudah juga meminta, agar falsafah hidup masyarakat Evav diutamakan, jangan mengedepankan emosi yang melampaui akal sehat.
“Ain ni ain, ain fangnan ain” Yang artinya, kita adalah satu, kita adalah keluarga, mari kita sama-sama menahan diri agar situasi bisa lebih kondusif,” pinta Anggota DPRD Provinsi Maluku dapil Kabupaten Malra, Kota Tual dan Kabupaten Kepulauan Aru ini.
Untuk diketahui, saat ini puluhan petugas keamanan berada di ruas jalan Ohoiren, yang merupakan Tempat Kejadian Perkara (TKP). Dengan rincian, 20 anggota Polres Malra, 20 personel Brimob, dan 15 personel Kodim Kei Kecil.
Berdasarkan informasi yang diterima, kondisi Kamtibmas di wilayah tersebut hingga saat ini aman terkendali, walaupun sebagian besar warga Ohoi Ohoiren mengungsi ke Ohoi (desa) sekitar, yakni Ohoi Ohoira dan Wab.