TEROPONGNEWS.COM, MERAUKE – Kepala SMA Negeri 1 Merauke, Soleman Jambormias mengatakan, Penerimaan peserta didik Baru (PPDB) di SMA Negeri 1 Merauke akan dilakukan secara manual selama dua hari. Target siswa yang diterima sebanyak 216 orang, dengan kuota 60 persen anak asli Papua dan 40 persen pendatang.
Pertimbangan pembatasan waktu penerimaan dan jumlah pendaftar di sekolah tersebut karena animo masyarakat untuk mendaftarkan anak-anaknya sangat tinggi pada tahun-tahun sebelumnya. Tahun pelajaran baru ini, pihak sekolah harus membatasi penerimaan mengingat keterbatasan ruangan.
“Kita paling enam rombel, kalau kita paksakan paling delapan sampai 10 rombel. Karena tahun-tahun sebelumnya robel melebihi kapasitas,” terang Soleman, Selasa (21/6/2022).
Dikatakan pendaftaran dimulai tanggal 22-23 Juli, dilanjutkan tanggal 24 tes akademik dan hasil akan diumumkan tanggal 25 Juni. Kemudian, tes wawancara tanggal 27-28. Soleman menegaskan, seleksi akan dilakukan secara ketat terhadap siswa yang akan diterima dengan memprioritaskan siswa berprestasi dalam mengikuti kegiatan perlombaan dan mengutamakan sistem zonasi yakni yang tinggal di sekitar sekolah.
“Prestasi ini bukan nilai akademik di SMP, sebab nilai bagus-bagus tapi kita tidak tahu prestasinya dilihat dari apa. Sehingga kita akan melihat prestasi lomba-lomba yang diikuti baik olahraga, seni maupun lomba bidang akademik,” ujar Jambormias.
Kelengkapan pendaftaran hanya diminta surat kelulusan, KK untuk melihat zonasi tempat tinggal dan sertifikat prestasi atau surat keterangan prestasi yang pernah diraih dari lembaga yang mengadakan lomba.
Para guru di sekolah tersebut tidak diperkenankan memakai sistem keluarga atau kenalan sehingga anaknya bisa diterima. Semua proses penerimaan siswa baru berlaku adil dan sesuai ketentuan berdasarkan kuota yang ditentukan.
“Tidak boleh guru-guru pakai jatah-jatahan. Guru di sini ada 100 lebih, itu sudah 2 rombel, kasihan masyarakat lain yang punya anak mau sekolah di sini,” tandas Kepsek SMANSA itu.
Solaeman menambahkan, di masa kepemimpinannya, dirinya berusaha mengurangi pembiayaan sekolah. Tahun sebelumnya biaya Rp 1.800.000, diturnkan Rp 1.500.000 di tahun 2022 ini. Di dalamnya termasuk biaya rehab ruang dan seng sekolah yang kondisinya terkini hampir 80 persen seng sudah bocor dan terdapat sebagian ruang yang belum ditehel.
“Walaupun ada biaya rehab tapi nilainya turun, tahun lalu 1,8 tahun ini 1,5. Harapan kita supaya orang tua bisa paham bahwa tidak semua harus masuk SMA 1, masih ada sekolah lain yang bisa didaftarkan anak-anaknya,” tutup Jambormias.