TEROPONGNEWS.COM, AMBON – Pembangunan Gedung Gereja Bethfage Jemaat GPM Soya Klasis Pulau Ambon mulai dilakukan. Hal itu terjadi seiring diletakkannya batu penjuru disela-sela kebaktian, Minggu (8/5/2022), di lokasi pembangunan, yang dipimpin Pendeta Ferry Nahusona.
Batu penjuru diletakkan Anggota MPH Sinode GPM Pendeta Janes Colling, Sekretaris Kota (Sekkot) Ambon Agus Ririmasse, Ketua Klasis Pulau Ambon Pendeta Riko Rikumahu, Raja Negeri Soya Rido Rehatta, Ketua Majelis Jemaat Soya Pendeta Wem Ayal, Wakil Ketua Panitia Pembangunan Abner Tatuh dan Kepala Tukang.
Dikesempatan itu, Sekretaris Kota (Sekkot) Ambon, Agus Ririmasse, mengaku, terlepas dalam kehadiran mewakili Walikota dan Wakil Walikota, namun secara pribadi bersukacita bisa hadir di Jemaat GPM Soya. Karena memang mata rumah Ririmasse juga miliki teung di Negeri Soya, yang artinya juga bagian dari anak negeri yang punya tanggungjawab.
Untuk itu , Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon, menurutnya, harus mendukung pembangunan Gereja Bethfage ini apapun bentuknya, baik dalam bentuk material maupun non material. Namun Jemaat juga harus mendukung total pembangunan ini.
“Dengan kerjasama dan kerja bersama-sama panitia, majelis dan semua umat, disertai pertolongan Tuhan, saya yakin dan percaya pembangunan Gereja ini bisa selesai sesuai waktunya. Pemerintah akan bantu dan dukung,” ujarnya.
Pasalnya, ketika selesai dan diresmikan tambah Ririmasse, gereja ini berfungsi
sebagai tempat perjumpaan umat dengan Tuhan, simbol kokohnya kemuliaan Tuhan dan pergumulan umat, serta sebagai pusat pemberitaan Injil.
“Maka umat harus bisa dukung secara total. Jangan berhitung dengan Tuhan, misalnya ketika beri persembahan syukur. Dengan Tuhan jangan ragu-ragu, sebab Tuhan akan memberi yang terbaik, ketika kita juga total sepenuh hati padaNya. Jangan pikir orang lain, tapi kita sendiri umat yang bangun. Orang lain hanya topang dari belakang,” pesan Ririmasse.
Sementara itu, Anggota MPH Sinode GPM Pendeta Janes Colling berpesan, kesetiaan untuk saling menopang diantara pelayan dan umat dalam pembangunan Gereja ini sangat penting.
Sebab belajar dari banyak proses pembangunan Gereja sering buat umat terpecah belah, dan tidak solid dalam menopang pelayanan.
“Hal tersebut harus dihindari demi pembangunan rumah Tuhan ini yang jika selesai nanti, akan kita gunakan sebagai tempat kudus untuk umat berbakti dan tempat pembinaan spiritual dan gumul umat,” ingatnya.
“Apapun tantangan yang dihadapi kedepan, tapi kasih dan kebaikan Tuhan tidak bisa dihalangi. Yakin dan percaya, dengan kebutuhan dana yang besar hingga selesai pembangunan, sebagai manusia mustahil. Tapi bagi Tuhan tidak ada yang mustahil, pasti berkelimpahan. Banyak tangan akan membantu,” tandas Colling.
Wakil Ketua Panitia Pembangunan, Abner Tatuh menyatakan, dengan luas tanah 648 meter persegi, Gereja baru akan dibangun dua lantai dan butuhkan dana Rp 10-15 miliar.
Lantai satu untuk gedung serbaguna, dan lantai dua ruang kebaktian yang bisa menampung 1.200-1.300 umat.