TEROPONGNEWS.COM,SORONG – Anggota Komisi VII DPR RI, Rico Sia mengatakan, Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bisa teratasi dengan dikembalikannya kuota-kuota yang sebelumnya dipangkas sekitar 5 persen.
Hal itu disampaikan Rico Sia usai mengikuti sosialisasi capaian kinerja Migas dan penyuluhan regulasi Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) TA. 2022 yang digelar di Vega Hotel Sorong, Selasa (26/4/2022).
“Yang menjadi penyebab dipangkasnya kuota tersebut dikarenakan harga minyak dunia hampir mencapai 140 dolar, Sedangkan kalau dihitung 1 dolar saja kenaikannya itu sampai dengan triliunan yang harus disubsidi, sehingga jalan satu-satunya diambil adalah segera mengurangi impor BBM,”jelasnya.
Menurutnya, dengan mengurangi impor BBM, otomatis seluruh harga komoditas akan terpotong. Di mana maksud dan tujuannya untuk penyelamatan secara singkat yang kemudian akan diatur ulang kembali.
“Akhirnya diambil suatu kesimpulan bahwa yang dinaikkan adalah Pertamax dan Pertamax Turbo. Sebenarnya ini tidak mempengaruhi konsumen Pertalite. Justru dengan menaikkan Pertamax dan Pertamax Turbo untuk mengambil uang dari sana, pada para pengusaha, yang berbisnis yang pakai mobil mewah otomatis kan pakainya Pertamax dan Pertamax Turbo. Dengan kenaikan harga yang hanya Rp 2000-3000 tentunya begitu tidak terasa sama mereka, “ungkap Rico Sia.
Dengan cara seperti itu, kata Rico Sia, bisaa disubsidikan ke masyarakat yang memakai Pertalite, sehingga pemerintah tidak perlu mensubsidi dan lebih fokus kepada pemulihan ekonomi masyarakat dengan seperti bantuan UMKM, PKH dan lain-lain.
“Kalau kita tidak lakukan itu tentunya Pertamina akan bangkrut, masa kita mau lihat kita punya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang disuruh mencari uang juga dan kemudian menjaddi bangkrut itu tidak boleh,”tegas Rico Sia.
Sementara itu, Kasubbag Humas BPH Migas, Narcicy Makalew mengatakan bahwa terkait pengurangan kuota pihaknya tidak akanmenguranginya tanpa dasar. Di mana harus mendapatkan usulan dari pemerintah daerah itu sendiri.
“Kita tidak akan bisa menaikkan atau mmenurunkan kuota dari masing-masing daerah itu kalau kalau tidak ada usulan dari daerah. Kalau dari Papua dan Papua Barat sepertinya belum mengusulkan,”jelasnya.
Dia menjelaskan untuk kenaikan kuota itu dibahas setiap triwulan. Sehingga ketika ada usulan dari daerahh akan bahas per triwulan.
“Bulan Maret itu sudah selesai, kemudian akan lanjut sampai ke triwulan ke-4 di bulan Desember. Batas maksimum kuota sudah diatur tergantung daerahnya, karena setiap daerah pasti beda-beda kuotanya.
Sementara itu, Sales Area Manager PT Pertamina (Persero) Papua Barat, Alam Kanda Winali mengatakan bahwa untuk stok dan Gasolin atau bensin ketahahanan stoknya masih mencukupi hingga 11 hari untuk di TBBM, baik di wilayah Sorong, Manokwari, Fakfak, dan Kaimana .
“Tapi dalam 11 di hari itu akan akan ada kapal lagi yang datang 2-3 hari jadi pasokannya itu akan selalu terjaga, baik itu solar bensin dan biosolar jadi Pasokan satgas Ramadhan dan Idul FitrI (RAFI) ini dipastikan aman,”pungkasnya.