TEROPONGNEWS.COM, MERAUKE – Sagu adalah makanan pokok orang asli Papua dan mulai digemari oleh masyarakat nusantara lainnya yang tinggal di Papua.
Pengambilan sagu di hutan terus dilakukan namun tidak dibarengi dengan penanaman kembali agar tetap lestari atau tidak punah. Akibatnya, terjadi keluhan kelaparan di sebagian keluarga karena tidak tersedianya pangan lokal tersebut di kampung-kampung.
Untuk itu, Kementrian Desa RI menggelar workshop melibatkan masyarakat Merauke dengan tujuan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengelola komoditas unggulan, meningkatkan nilai ekonomi komoditas unggulan daerah, dan meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
“Kita lebih konsen kepada upaya sagu sebagai bagian yang tidak terpisahkan untuk ketahanan pangan terutama ketahanan pangan keluarga,” ujar Direktur Penyerasian Pembangunan Daerah Khusus, Dr. Dwi Pudi Hartoyo, M. Si di Care’inn Hotel Merauke, Senin (21/3/2022).
Kegiatan ini adalah bagian dari misi Kemnterian Desa dalam menurunkan angka kelaparan dan kurang gizi di desa atau kampung-kampung. Dikatakan, Papua dan Papua Barat mempunyai potensi sagu sehingga Kemendes dengan penyesuaian anggaran memilih Merauke dan di Papua Barat dengan misi menggerakkan masyarakat kampung untuk setidaknya satu keluarga punya satu atau dua pohon sagu yang ditanam di pekarangan atau di lahan miliknya.
Katanya lagi, ketika ketahanan pangan sudah kuat, kemudian akan dikembangkan dengan kegiatan usaha olahan pangan sagu. Namun untuk menuju industri pangan sagu, butuh dukungan Pemerintah daerah, aparat kampung dan peran masyarakat sendiri.
“Kalau pasarnya sangat terbuka. Sagu ini sebagian dari industri yang punya perspektif ke depan yang sangat bagus,” imbuh
Pemerintah desa diharapkan menyiapkan lahan untuk perkebunan sagu. Melalui Dana Desa dapat mendukung skema-skema untuk ketahanan pangan seperti sagu yang persentasenya 20 persen.