Berita

Gawat! Kasus Terkonfirmasi Positif Covid-19 di Ambon Capai 725 Orang

×

Gawat! Kasus Terkonfirmasi Positif Covid-19 di Ambon Capai 725 Orang

Sebarkan artikel ini
Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon, Wendy Pelupessy. Foto-Ist/TN

TEROPONGNEWS.COM, AMBON – Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Ambon mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Kenaikan turut berpengaruh pada skor Kota Ambon, dalam peta resiko penyebaran Covid-19 di Provinsi Maluku.

1562
Mana Calon Gubernur Papua Barat Daya Pilihan Anda yang Layak?

 www.teropongnews.com sebagai media independen meminta Anda untuk klik siapa calon yang digadang-gadang oleh Anda untuk dipilih dan layak jadi calon Gubernur Papua Barat Daya Periode 2024-2029,  kemudian klik Vote pada bagian paling bawah ini.

Kota Ambon yang pada pekan sebelumnya berada di Zona Kuning (resiko rendah) dengan skor 2,92, kini skornya turun 0,19 poin menjadi 2,73.

“Data terakhir, skor Kota Ambon turun menjadi 2,73 dan masih berada di Zona Kuning atau resiko rendah dengan PPKM level II,” Kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon, Wendy Pelupessy kepada wartawan, di Balai Kota Ambon, Senin (7/2/2022).

Menurutnya, skor pada peta resiko didasarkan pada perhitungan dan pembobotan sejumlah indikator, utamanya jumlah kasus aktif dan meninggal dunia. Dimana hingga saat ini tercatat kasus konfirmasi positif mencapai 725 orang, dan meninggal dunia 3 orang.

Padahal sebelumnya, Kota Ambon sempat mempertahankan nihil kasus selama lima minggu berturut–turut dan berada di Zona Hijau.

Pelupessy mengungkapkan, jumlah kasus di Kota Ambon terus meningkat signifikan, karena pihaknya gencar melakukan testing, tracing, dan tracking kepada kontak erat.

“Kasus cukup tinggi, karena kita lakukan tracing baik di kantor–kantor, di sekolah dan tracking dari yang terkonfirmasi positif Covid-19,” ungkap Pelupessy.

Dia menyatakan, Covid-19 identik dengan penularan, sehingga dengan tingginya angka yang terkonfirmasi berdasarkan hasil tracing dan tracking, pasien dapat diisolasi untuk mencegah penularan.

“Prinsipnya begini. Pertama, Covid-19 identik dengan penularan, sehingga ketika mengurangi pergerakan, bisa meminimalisir penularan. Yang kedua, ketika kita dapat lebih banyak yang terkonfirmasi, kita bisa isolasi agar mereka tidak menularkan ke orang lain, sehingga penularan lebih masif,” tegasnya.

Pelupessy berharap, kenaikan kasus secara signifikan tidak dianggap sebagai sesuatu yang dibuat–buat. Pasalnya, hal ini sudah diprediksi sebelumnya oleh para ahli, dan terjadi tidak hanya di Kota Ambon, tetapi hampir seluruh daerah di Indonesia.

“Bukan hanya di Kota Ambon, tapi seluruh wilayah Indonesia kenaikan kasus signifikan, dengan kondisi seperti ini, dan itu sudah diprediksi ahli epidemiologi, bahwa kenaikan kasus akan terjadi di bulan Februari dan Maret. Itu sudah diperhitungkan,” tandas Pelupessy.