Di Raker Bersama Komisi II, Pertamina Pastikan Stok BBM di Maluku Aman

Rapat kerja antara Komisi II DPRD Provinsi Maluku bersama PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) VIII Maluku-Papua, yang berlangsung di ruang Komisi II, Rabu (8/12/2021). Foto-Rudy Sopaheluwakan/TN

TEROPONGNEWS.COM, AMBON – PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) VIII Maluku-Papua memastikan, jika stok Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis minyak tanah dan Elpiji aman hingga selesai perayaan Natal dan Tahun Baru 2022.

“Masyarakat tidak perlu khawatir soal ketersediaan BBM jenis minyak tanah juga elpiji, dan lakukanlah aktivitas seperti biasa,” kata Sales Area Manager (SAM) Retail Maluku Pertamina MOR VIII, Wilson Eddi Wijaya saat rapat dengar pendapat bersama Komisi II DPRD Provinsi Maluku, di ruang Komisi II, Rabu (8/12/2021).

Pertamina, menurut dia, telah membentuk satuan tugas (satgas) yang mulai bekerja sejak 8 Desember 2021 hingga 15 Januari 2022.

Tugas satgas ini, kata Wilson, yakni untuk memonitor lokasi-lokasi yang menjadi tempat penyaluran BBM jenis minyak tanah maupun elpiji oleh Pertamina.

Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Maluku maupun kabupaten/kota, untuk daerah-daerah yang merayakan Natal dan Tahun Baru.

“Bukan saja masyarakat yang merayakan Nataru, tetapi juga kami sediakan stok BBM untuk mereka yang tidak merayakan. Jadi ada sekitar 8 hingga 15 persen yang kami siapkan,” ujar Wilson.

Pihaknya, lanjut Wilson, telah mendistribusikan minyak tanah sejak awal bulan.

“Kenapa harus awal bulan? Karena masyarakat di Maluku ini tinggal di daerah kepulauan. Jadi kalau kami terlambat menyalurkan minyak tanah tidak dari awal bulan, maka tidak akan kebagian,” tandas dia.

Ditempat yang sama, Ketua Komisi II DPRD Provinsi Maluku, Saudah Tuanakotta/Tethool menyatakan, apa yang disampaikan PT Pertamina akan dipantau dan diawasi oleh pihaknya.

“Sebagai wakil rakyat, tentunya kita akan memantau distribusi BBM ke sejumlah daerah di Maluku, khususnya di wilayah kepulauan,” kata dia.

Saudah juga mengapresiasi pihak Pertamina, yang telah menyalurkan BBM dan minyak tanah sejak dini, karena ditakutkan kondisi alam yang tidak memungkinkan, sehingga proses pendistribusian tidak bisa dilakukan.

Saudah berharap, diakhir tahun tidak terjadi kelangkaan BBM, sehingga menyebabkan harganya menjadi naik.

“Nah, kita tahu di tahun kemarin, kelangkaan BBM khususnya minyak tanah, menyebabkan harga naik menjadi Rp 25 ribu/liter. Saya kira yang disampaikan pihak Pertamina sudah sangat jelas,” kata dia.

Sementara itu, anggota Komisi II DPRD Provinsi Maluku, Aziz Hentihu mengaku, saat kelangkaan minyak tanah tahun lalu, pihaknya sempat berdiskusi dengan pihak Polda Maluku.

“Saya berdiskusi dengan Pak Kapolda di rumah Pak Gubernur ditengah-tengah dinamika kelangkaan BBM jenis minyak tanah. Lalu seminggu kemudian, semua sistem di Polda Maluku memanggil seluruh pemilik SPBU, dan seluruh pengusaha BBM. Dan apa yang terjadi? Kelangkaan minyak tanah sudah mulai bisa dikendalikan,” ungkap Hentihu.