Melalui Sektor Perikanan, Pertamina Siap Bantu Negara Capai Optimasi Devisa

TEROPONGNEWS.COM, AMBON- PT. Pertamina (Persero) menyatakan siap bantu negara untuk mencapai optimasi devisa, termasuk melalui sektor perikanan khususnya mengacu pada program Pemerintah yaitu Maluku Lumbung Ikan Nasional (MALIN). Hal tersebut disampaikan oleh Komisaris Utama PT Pertamina, (Persero) Basuki Tjahaja Purnama dalam kunjungannya di Integrated Terminal Wayame, Ambon.

Dalam kunjungannya, Basuki didampingi oleh Anggota Komite Nominasi & Remunerasi Dewan Komisaris PT Pertamina (Persero), Nina Insania dan Sobri Effendi, serta Executive General Manager PT Pertamina Patra Niaga Subholding & Commercial Regional Papua Maluku, Yoyok Wahyu Maniadi, dan jajaran Pekerja Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Wayame.

“Salah satu tugas utama Pertamina adalah optimasi devisa, termasuk dukungan untuk meningkatkan devisa di sektor perikanan. Pertamina bisa bekerjasama dengan Pemerintah Daerah supaya kapal-kapal yang mengisi BBM di SPBU Pertamina juga wajib mencatatkan ikan yang mereka tangkap di wilayah Indonesia sebelum dieksport,” ucap Basuki yang akrab disapa BTP itu, Senin (1/11/2021).

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga mendorong agar Manajemen di wilayah Papua, Papua Barat, Maluku dan Maluku Utara meratakan lapangan tanding bagi siapapun untuk bermitra dengan Pertamina lewat SPBU, SPBE, Pertashop, maupun agen LPG. Khususnya, SPBU Nelayan di wilayah Maluku untuk turut mendukung program MALIN di Bumi Raja-Raja ini.

Region Manager Supply & Distribution, Ibnu Halley menuturkan, “Pelayanan BBM untuk sektor perikanan sejauh ini telah dijalankan Pertamina. Sebanyak 5 SPBU Nelayan sudah beroperasi di Maluku. Sementara itu enam unit lainnya masih dalam proses pembangunan.”

SPBU Nelayan ini memiliki volume 612 KL untuk gasoline dan 800 KL gas oil per bulan.

“Terdapat tiga pelabuhan perikanan di Maluku dan Maluku Utara, yaitu Ambon, Tual dan Ternate” ujarnya.

Selain itu daerah Maluku yang tidak terdapat SPBU Nelayan, dilayani melalui SPBU regular atau kompak.

“Biasanya teman-teman Nelayan yang menangkap ikan lari ke Surabaya. Kami ingin dari Ambon bisa langsung ekspor ke Australia, Timur Tengah, Eropa, Asia Timur dan Amerika,” ujar Ibnu.

Ibnu berharap, pelayanan Kapal Nelayan ini mendapat dukungan dari pusat, baik secara regulasi maupun sarana dan prasarana.