TEROPONGNEWS COM, TAMBRAUW- Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Tambrauw bekerja sama Yayasan Mange Mange Papua (YM2P) menggelar program kegiatan Praktek Pembuatan Kerupuk Ikan Tenggiri, Bakso, Brownis Pisang Kukus dan Bolu Kasbi Kukus di Fef ibukota kabupaten Tambrauw, Senin (4/0/2021).
Kegiatan yang disuport oleh Program Bantuan Pemerintah Selandia Baru (New Zealand) itu, melibatkan 40 peserta yang terdiri dari pengurus dan anggota Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Tambrauw.
Kegiatan tersebut, bertujuan meningkatkan kemitraan Dharma Wanita Persatuan kabupaten Tambrauw melalui peningkatan kapasitas anggota istri pegawai negeri untuk mendukung program pembangunan daerah disektor ekonomi serta menggunakan potensi bahan lokal menjadi produk yang mampu bersaing di pasar lokal Sorong Raya.
Bupati Tambrauw melalui Asisten I bidang Pemerintahan, M Zen Hayatudin, S.IP, MM, dalam sambutannya mengatakan harapan pemerintah Tambrauw dalam pelaksanaan kegiatan itu, adalah ketika tamu yang berkunjung di Tambrauw, kembali harus membawa oleh-oleh khas Tambrauw.
“Yang diharapkan pemerintah Tambrauw kedepan lewat program Dharma Wanita Persatuan adalah ketika tamu yang berkunjung ke Tambrauw, ada ole-ole khas Tambrauw yang mereka bawa pulang,” ujar Asisten I, saat membuka kegiatan Praktek Pembuatan Kerupuk Ikan Tenggiri, Bakso, Brownis Pisang Kukus dan Bolu Kasbi Kukus, di ibukota Fef.
Dikatakannya, kabupaten Tambrauw memiliki potensi kekayaan alam yang melimpah. Ketersediaan bahan baku pangan yang sangat banyak baik laut maupun yang ada di darat.
“Kabupaten Tambrauw ini punya potensi yang melimpah, juga punya bahan baku pangan yang melimpah, tinggal bagaimana kita mau mengolahnya, sama seperti pelatihan pembuatan bahan pangan saat ini. Kalau kita punya kemauan, tentunya semua bisa dilakukan,” terangnya.
Pembina DWP kabupaten Tambrauw, Anjela Asem, dalam arahannya mengatakan bahwa DWP Tambrauw perlu mendorong penyediaan ole-ole khas Tambrauw dengan memanfaatkan potensi lokal yang banyak tersedia di Tambrauw seperti Singkong, Pisang dan ikan yang kemudian menjadi produk Tambrauw yang ke depan mampu bersaing di pemasaran, dimulai dari pasaran lokal dan sekitar Sorong Raya.
“Ketersediaan ole-ole khas Tambrauw ini perlu didorong, terutama pemanfaatan potensi lokal, khususnya bahan baku pangan yang tersedia di kabupaten Tambrauw, yang kemudian diolah menjadi produk Tambrauw yang nantinya akan bersaing di pasaran baik di lokal atau pun bisa di luar Tambrauw juga,” terang isteri bupati Tambrauw ini.
Kordinator Bantuan Program Pemerintah New Zealand dari Yayasan Mange Mange Papua, Albert Nebore, mengatakan kabupaten Tambrauw telah dicanangkan sebagai kabupaten Konservasi dan Masyarakat Hukum Adat sebagaimana yang dikuatkan didalam komitmen politik melalui Peraturan Daerah Kabupaten Tambrauw Nomor 5 Tahun 2018.
“Oleh sebab itu, penerapan pembangunan pariwisata berkelanjutan,merupakan bentuk dari komitmen PERDA tersebut, dimana Wisata minat khusus diprediksi akan semakin menarik wisata manca negara ke kabupaten Tambrauw, seiring dengan semakin baiknya Aksesibilitas, atraksi maupun aminitas di Kabupaten Tambrauw,” jelas Nebore.
Menyadari potensi wisata Tamrauw dan model pilihan pembangunan yang berbasis konservasi, maka Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Tambrauw, terpanggil mendukung upaya-upaya pemerintah daerah dengan mendorong penyediaan ole-ole khas Tambrauw maupun cemelan ringan kepada para tamu yang datang berwisata ke Tambrauw.