Berita

Astaga! Ada Multi Kejahatan di Tambang Jeneberang Gowa

×

Astaga! Ada Multi Kejahatan di Tambang Jeneberang Gowa

Sebarkan artikel ini
Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Gakkum dan LHK) Wilayah Sulawesi, rakor bersama stakeholder terkait, di Ruang Rapim Kantor Gubernur Sulsel, Selasa (12/10/2021). Foto-Ist/TN

TEROPONGNEWS.COM, MAKASSAR – Kepala Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Gakkum dan LHK) Wilayah Sulawesi, Dodi Kurniawan, mengaku menemukan multi kejahatan di wilayah Tambang Jeneberang Kabupaten Gowa. Hal tersebut mengakibatkan hancurnya sungai Jeneberang.

1505
Mana Calon Gubernur Papua Barat Daya Pilihan Anda yang Layak?

 www.teropongnews.com sebagai media independen meminta Anda untuk klik siapa calon yang digadang-gadang oleh Anda untuk dipilih dan layak jadi calon Gubernur Papua Barat Daya Periode 2024-2029,  kemudian klik Vote pada bagian paling bawah ini.

“Hancurnya sungai itu disebabkan masalah tambang. Saya kira bisa dilihat bahwa ada multi dimensi faktor dan multi pelaku, multi kejahatan. Kenapa disebut kejahatan? Karena ada beberapa kerugian di sepanjang sungai Jeneberang,” beber Dodi Kurniawan, di rakor bersama stakeholder terkait, di Ruang Rapim Kantor Gubernur Sulsel, Selasa (12/10/2021).

Sedikitnya, ada 24 tambang di sepanjang sungai Jeneberang yang belum memiliki rekomendasi dari pihak terkait. Selain itu, ada juga dugaan pungli pajak kendaraan yang keluar masuk.

“Contoh di sana ada pajak. Nah, siapa yang menikmati pajak yang ada di sana setiap hari dan terjadi pungli. Atau ini masuk di Pemerintah Gowa atau memang ada pihak yang diuntungkan disana,” tegasnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel, Abdul Hayat Gani berharap, ada langkah cepat untuk perlindungan kerusakan di sekitar sungai Jeneberang.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan siap menjadi supporting sistem, jika ada hal-hal yang bisa dikerjakan bersama.

“Kalau kita bisa support kenapa tidak? Ini untuk kepentingan satu daerah dalam mempercepat perlindungan untuk masyarakat,” ungkap Abdul Hayat.

Menurut dia, dengan melihat keadaan Das Jeneberang sekarang ini, dimana-mana ada tambang yang diyakini menjadi ancaman bagi semua.

“Mudah-mudahan dari paparan informasi nanti, ada semacam ide gagasan untuk kita bisa lakukan secara bersama-sama,” tandas Abdul Hayat.