8 Kelompok Usaha di Kampung Mutus Jadi Prioritas Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan

Kegiatan FGD bersama UPT dan dinas Koperasi beserta mitra kerja Yayasan Pusat Informasi Lingkungan Indonesia (PILI). Foto Wim/TN.

TEROPONGNEWS.COM, RAJA AMPAT- Yayasan Pusat Informasi Lingkungan Indonesia (PILI) mitra kerja Paket 6 melalui program The Coral Reef Rehabilitation and Management Program-Coral Triangle Initiative (COREMAP-CTI) yang didanai oleh Global Evironmental Fund (GEF) menggelar kegiatan Forum Grup Diskusi (FGD).

Kegiatan FGD bersama dinas Koperasi dan UMKM, dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten Raja Ampat serta mitra kerjanya yang di gelar di ruang pertemuan Dolphin Resort, bertujuan mengkomunikasikan proposal kemitraan dengan kelompok masyarakat di Suaka Alam Perairan (SAP) Raja Ampat, Senin (30/8/2021).

Kegiatan Paket 6 dengan tema Berangkat dari Adat itu, adalah untuk Penguatan Tata Kelola Perikanan Berkelanjutan Berbasis Kearifan Lokal Masyarakat Hukum Adat (MHA) di Suaka Alam Perairan (SAP) Kepulauan Raja Ampat Provinsi Papua Barat.

Kepala dinas Koperasi dan UMKM kabupaten Raja Ampat, Ria Siti N Umlati, S.Sos, mengatakan, terkait pelaku UMKM pihaknya menegaskan khusus usaha home stay yang ada di kabupaten Raja Ampat, merupakan tanggungjawab dan pembinaan dinas Koperasi dan UMKM. Namun terkait dengan pelaksanaan izin usaha berada di dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) kabupaten Raja Ampat.

“Kalau terkait dengan pelaku usaha home stay yang ada di Raja Ampat, itu merupakan tanggungjawab dan pembinaan dari dinas Koperasi dan UMKM. Namun kalau terkait dengan proses izin usaha, itu merupakan tanggungjawab dinas PM PTSP kabupaten Raja Ampat,” ujar Ria Umlati.

Ia pun berharap, melalui kegiatan FGD tersebut proses pengolahan dan pemasaran kerajinan tangan dan usaha perikanan dari dari kelompok-kelompok usaha yang ada di Raja Ampat dapat direalisasi dengan baik.

Melalui kegiatan FGD tersebut, kepala dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) kabupaten Raja Ampat, Rio Bertholomeus, ST, M.Si, mengatakan pihaknya berharap dalam rencana strategi (renstra) kegiatan DKP, kegiatan tersebut dapat diadopsi didalamnya, terutama kepada kelompok-kelompok usaha yang ada di Raja Ampat, termasuk di kampung Mutus, kampung Waisilip dan kelompok-kelompok usaha perikanan yang ada di kabupaten Raja Ampat.

Kordinator lapangan Yayasan Pusat Informasi Lingkungan Indonesia (PILI) Pelaksana Kegiatan COREMAP-CTI Raja Ampat, Andi, mengatakan kegiatan Kementrian Bappenas melalui FGD bersama dinas terkait potensi 8 kelompok usaha perikanan dan kerajinan tangan yang ada di kampung Mutus, distrik Waigeo Barat Kepulauan.

“Kita fokus dalam kegiatan FGD ini, terhadap delapan kelompok usaha masyarakat yang ada di kampung Mutus Waigeo Barat Kepulauan bisa sinergi dengan program pemerintah daerah, dalam hal ini dinas terkait,” terang Andi.

Menurut Andi, pihaknya berharap ketika 8 delapan kelompok usaha yang telah didorong, dapat ditindaklanjuti oleh pemerintah kabupaten Raja Ampat, sehingga hal tersebut, tidak menjadi sia-sia.

“Tentunya kami berharap pemerintah Raja Ampat dapat menindaklanjuti kedelapan kelompok yang didorong oleh kami (PiLi). Apalagi delapan kelompok yang ada di kampung Mutus sudah sangat komplit persyaratannya. Sangat disayangkan kalau tidak ditindak lanjuti oleh pemerintah Raja Ampat,” tandasnya.

Program COREMAP-CTI yang didanai oleh Global Evironmental Fund (GEF) ini, merupakan program perlindungan ekosistem terumbu karang yang bertujuan memperkuat kapasitas kelembagaan untuk monitoring dan penelitian ekosistem pesisir guna menghasilkan informasi berbasis data, serta peningkatan efektivitas pengelolaan ekosistem pesisir prioritas, terlebih khusus peningkatan kapasitas terhadap kelompok-kelompok usaha, khususnya di kabupaten Raja Ampat.