TEROPONGNEWS.COM, LUMAJANG – Tim Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) Sekber Relawan Penanggulangan Bencana (SRPB) Jatim mulai bergerak. Tim ini mendukung program BPBD Jatim guna menyukseskan terbentuknya sekolah yang aman dan tangguh dari bencana. Sasarannya adalah seluruh sekolah yang berada di daerah rawan bencana di Jawa Timur.
Kota pertama yang menjadi tujuan adalah Lumajang. Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu-Kamis, 23-24 Juni 2021. Sasaran sekolah yang dituju adalah MTs Nurul Islam, Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan (PK) BPBD Jatim Gatot Soebroto. Hadir pula Kalaksa BPBD Lumajang Indra Wibowo Leksana dan tim, Muspika Kecamatan Pasirian, dan beberapa undangan dari sekolah lain.
Selama dua hari Tim SPAB SRPB Jatim melakukan sosialisasi, edukasi, dan simulasi kepada sekitar 100 orang peserta. Para peserta terdiri dari beberapa unsur. Di antaranya 35 orang di kelas pertama dari unsur stakeholders sekolah.
“Yang dimaksud stakeholders sekolah antara lain mulai dari kepala sekolah dan unsur pimpinan, staf sekolah, dewan guru, tenaga kebersihan, dan penjaga sekolah,” ungkap Koordinator Bidang Kemitraan SRPB Jatim Aslichatul Insiyah, Jumat (25/6).
Kegiatan hari pertama adalah pembukaan dan materi tentang wawasan kebencanaan. Fokus wilayah potensi bencana adalah Desa Selok Awar-Awar. Dilanjutkan kemudian dengan materi tentang sosialiasai Permendikbud No.33 Tahun 2019 oleh Dinas Pendidikan setempat.
“Materi terakhir adalah tentang kajian risiko, peta sekolah, rambu jalur evakuasi dan pengerjaan dokumen kajian resiko. Terbentuk pula satuan tugas sekolah untuk menjadi leader bagi keberlanjutan terselenggaranya SPAB ini ke depannya,” jelas Azelin, panggilan Aslichatul Insiyah.
Di hari kedua, peserta sebanyak 100 orang tersebut diajak bersimulasi melakukan evakuasi gempa bumi. Mereka juga belajar tata cara pemadaman kebakaran.
Tim SPAB SRPB Jatim yang bertugas di Lumajang ini sebanyak empat orang. Mereka adalah Aslichatul Insiyah, Andreas Eko Muljanto, Ervan Alif Pujiono, dan Wawan Kimiawan.
“Kegiatan ini semoga menjadi langkah awal yang menghasilkan tata laksana satuan penddidikan aman bencana bagi seluruh sekolah di Jawa Timur,” pungkas Azelin.