TEROPONGNEWS.COM – Berbicara tentang “rasisme” tentu maknanya sama dengan berbicara tentang suatu penghinaan, suatu pembullian dan semua itu masuk dalam unsur nilai hidup bersosialisasi dalam pergaulan hidup masyarakat atau dalam istilah ilmiahnya adalah “psikologi Kemasyarakatan (ilmu Sosiologi)”.
Berbicara tentang fenomena saat ini, orang saling rasis merasis, hina menghina, pernyataan benci membenci antara satu dengan yang lainnya. jika dicermati; dijaman saat ini diseluruh belahan dunia sudah menjadi tren hidup, yang sangat didukung dengan jaman ilmu teknologi hari ini, dengan adanya sistem jejaring sosial melalui media online sangat memudahkan untuk saling komunikasi dengan jarak waktu yg sangat singkat. Dengan demikian kondisional jaman seperti ini, sangat berpengaruh kepada hal hal yg negatif juga, Aib atau kebusukan orang lain, bisa muncul secara online, ujaran kebencian yg saling hajar menghajar secara online, saling maki memaki secara online.
Ruang publik secara online sudah tidak lagi bermanfaat sebesar sebesarnya untuk hal hal yg positif kalau dipersentasikan dengan orang orang yang menggunakan media online untuk hal hal positif mungkin sekitar 30% kurang lebih untuk suatu pembelajaran yg baik, namun ketika diamati orang yg menggunakan media online untuk nilai negatifnya sangat banyak, hal ini didapatkan dari info info secara online, Secara sadar tidak sadar kita secara psikologis masyarakat; senangnya ingin melihat dan mendengar info info online yg heboh heboh, marah marahan, benci bencian, maki makian, pokoknya yg negatifnya; terkait orang yg dibicarakan secara online itu yang heboh heboh atau yang negatif, secara psikologi masyarakat sangat diminati untuk di tonton atau di baca secara online melalui hanphone (HP) pribadi yg dimana saja sangat mudah untuk mengakses info info secara online.
Sehingga jangan heran ada orang yg kemudian secara mental berubah menjadi orang orang over atau berlebihan dalam menggunakan media online untuk saling hujat menghujat saling hina menghina dan lain sebagainya yang sifatnya kurang bagus jika di lihat dan diamati.
Ada 2 hal yg terkandung dalam Rasisme atau penghinaan itu sendiri:
- Menghina orang lain karna dia membenci orang itu karna mungkin iri hati, dengki terhadap orang dihina (akibat bawaan penyakit hati)
- Menghina Orang lain karna sebenarnya orang tersebut pantas di hina dan di permalukan karna sudah tidak ada cara lagi untuk merubah perilaku perkataan dan sikap yg kurang baik, ya mungkin saja suka menyakiti orang lain, suka berprasangka buruk terhadap orang lain. Sehingga hinaan yg ditujukan kepadanya hanya untuk membuat pembelajaran bahwa kamu harus sadar.
Dan selanjutnya terkait dengan orang yg menghina orang lain, ketika dia berada pada posisi poin 1 atau poin 2 (sebagaimana penjelasan diatas), jangan sekali sekali menyerang orang tersebut dari sisi komunitasnya karna hal tersebut sangatlah sensitif.
Jika mau menghina ya menghina pribadinya terkait kata kata atau oernyataannya, atau prilaku hidupnya, dll yang mengarah pada pribadinya. Sehingga sentimen secara ke-suku-an atau komunitas akan terminalisir jangan sampai kurang kontrol dan kurang bijaknya kita menghinakan seseorang, dengan menyerang komunitasnya, maka itu yg akan berakibat pada terjadi perang saudara di atas negeri ini.
Sehingga saya ingatkan ini menjadi pejaran untuk kita semua anak bangsa mari kita merajut kebersamaan ketika ada perselisihan antara kita jangan bawa bawa komunitas kita masing masing, tapi itu pribadi pribadi kita yg bermasalah. Contohnya seperti kasus “Nababan Hina Pigai” dan mengundang semua orang menghakimi Pikai di FB nya Nababan, sangat ironi sekali.
Pembelajaran apa yg kita ambil dari kasus ini:
- Kalau ada masalah pribadi ketika Cecok mulut atau berantam mulut maka diarahkan ke pribadi masing masing jangan membawa nama komunitas.
- Ketika kita tidak mau dihina, kita harus periksa diri kita dulu, apakah kita juga suka hujat hujat orang dengan kata-kata hinaan.
(Penulis adalah anggota Komisioner KPU Kabupaten Merauke)