Berita

Simulasi Vaksinasi Covid-19 Akan Digelar Pemkot Kendari

×

Simulasi Vaksinasi Covid-19 Akan Digelar Pemkot Kendari

Sebarkan artikel ini

TEROPONGNEWS.COM, KENDARI – Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari mulai mempersiapkan pelaksanaan simulasi vaksinasi Covid-19. Sebagai tahap awal, Pemkot Kendari telah menetapkan Puskesmas sebagai lokasi pelaksanaan simulasi vaksin Covid-19 tersebut.

1542
Mana Calon Gubernur Papua Barat Daya Pilihan Anda yang Layak?

 www.teropongnews.com sebagai media independen meminta Anda untuk klik siapa calon yang digadang-gadang oleh Anda untuk dipilih dan layak jadi calon Gubernur Papua Barat Daya Periode 2024-2029,  kemudian klik Vote pada bagian paling bawah ini.

Vaksinasi akan dilakukan tahun 2021, namun pelaksanaanya tetap menunggu uji klinis Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari, drg Rahminingrum mengatakan, pelaksanaan simulasi vaksin masih menunggu petunjuk teknis dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan persetujuan dari Wali Kota Kendari.

“Saat ini kita masih tunggu izinnya termasuk sampel vaksin untuk simulasi nanti. Tapi saya pastikan, vaksin yang diberikan aman, karena sudah melalui beberapa uji klinis,” kata Rahminingrum, dalam rilis yang diterima Teropongnews.com, Sabtu (19/12/2020).

Jika vaksin tiba di Kota Kendari, Dinas Kesehatan Kota Kendari memprioritaskan tenaga kesehatan (nakes), sebagai pihak pertama yang akan mendapatkan vaksin.

Lebih lanjut ia menambahkan, lokasi simulasi vaksinasi di Kota Kendari dipusatkan di Puskesmas Benu-Benua di Kendari Barat.

“Kami prioritaskan tenaga kesehatan, sebagai kelompok yang paling berisiko terhadap penularan Covid-19. Setelahnya baru kita bagikan ke masyarakat,” sambung Rahminingrum.

Ditempat terpisah, Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Kota Kendari, dr Algazali Amirullah mengatakan, vaksin yang akan diberikan kepada masyarakat baik melalui simulasi maupun secara massal dipastikan aman, sehingga tidak akan berdampak buruk bagi kesehatan. Sebab vaksin ini telah melewati sejumlah rangkaian uji coba dan telah teruji secara klinis.

“Sekarang sedang diteliti dan diupayakan untuk meminimalisir risiko-risiko yang akan terjadi. Kalau memang ada risiko pasti tidak akan diberikan (vaksin),” ujarnya.

Berdasarkan informasi Kemenkes, para nakes maupun masyarakat yang divaksin terlebih dahulu dilakukan skrining, untuk mengetahui apakah yang bersangkutan memiliki penyakit komorbid atau tidak.

Jika peserta vaksinasi terindikasi memiliki penyakit penyerta (komorbid), maka akan diarahkan ke ruang pemeriksaan umum, lalu diberikan surat rujukan untuk selanjutnya dirujuk ke rumah sakit. Bagi peserta yang sehat, dapat menerima vaksinasi tahap pertama.

Lanjutnya dr. Alghazali Amirullah menambahkan, usai penyuntikan vaksin, peserta tidak langsung pulang, melainkan harus menunggu selama 30 menit, guna melihat apakah ada efek samping atau tidak. Sembari menunggu, nantinya petugas Puskesmas akan memberikan sosialisasi prokes serta penerapan pola hidup bersih dan sehat.

“Jika vaksinasi tahap pertama selesai, nanti peserta akan diimunisasi lagi 2 minggu kemudian. Nanti dievaluasi hasilnya. Kalau berhasil, maka akan dilakukan vaksinasi secara massal,” kata dr. Algazali.