Ini Langkah Pertamina RUU VII Kasim Jaga Ketahanan Stok

PT Pertamina Refinery Unit VII Kasim melaksanakan kick off meeting. (Foto:Ist/TN)

TEROPONGNEWS.COM, SORONG– PT Pertamina Refinery Unit VII Kasim melaksanakan kick off meeting Pekerjaan Engineering, Procurement dan Construction Open Access RU VII Kasim bersama perwakilan PT Pertamina Kilang Internasional, perwakilan Konsorsium PT Hutama Karya (Persero) dan PT Gerbang Sarana Baja sebagai Kontraktor EPC dan perwakilan PT Inti Karya Persada Tehnik sebagai Project Management Consulting.

Dengan tetap menjalankan protokol Covid 19, acara tersebut digelar secara online, Masing-masing bertempat di 3 lokasi yang berbeda yaitu ruang rapat pusat Komando dan Pengendalian (Puskodal) PT Pertamina Refinery Unit VII Kasim, Kantor Pusat Pertamina Jakarta Pusat dan Graha ESSI Jakarta Timur.

Acara Kick Off Meeting tersebut dibuka dengan pemaparan singkat proyek oleh Yulianto Triwibowo selaku General Manager Refinery Unit VII Kasim yang dilanjutkan dengan simbolis peresmian Proyek Open Access secara online oleh Djoko Priyono, Direktur Operasi PT Kilang Pertamina Internasional selaku project owner

Yulianto Triwibowo, selaku General Manager RU VII Kasim menjelaskan, inisiasi proyek pembangunan Open Access di RU VII Kasim berawal dari semangat untuk berkontribusi aktif dalam semangat membangun energi negeri.

Menurutnya, kondisi demografi Kasim yang berada di Propinsi Papua Barat menjadi salah satu kunci penting dalam memainkan peranan dalam ketahanan dan kedaulatan energi pada titik paling timur Indonesia dan ini menjadi salah satu keunggulan RU VII Kasim, untuk tetap melakukan inovasi di setiap aspek bisnis yang ada.

“Berangkat dari beberapa faktor di atas, adanya trend penurunan crude serta upaya RU VII untuk menghilangkan ketergantungan pada crude oil tertentu, maka RU VII kemudian berupaya untuk mencari alternatif sumber crude lain yang lebih murah dengan spesifikasi yang sama maupun yang lebih baik, untuk meningkatkan profit margin seiring dengan transisi RU VII menjadi subholding, serta memperkuat ketahanan stok energy dengan jumlah yang mendukung pemerataan BBM di seluruh wilayah Indonesia, guna mendukung percepatan pembangunan di tanah PapuaPapua, “jelas Yulianto Triwibowo, lewat releasenya yang diterima media ini, Rabu (16/12/2020).

Yulianto mengatakan, sebagai langkah awal strategis pengembangan RU VII Kasim, Proyek Open Access meliputi pembangunan jetty baru untuk mengakomodir loading kapal dengan tonase hingga 50.000 DWT (deadweight tonnage), sehingga diharapkan dengan volume yang lebih besar akan berdampak pada freight cost bahan baku per barrel yang semakin dapat ditekan.

Selanjutnya crude yang akan dialirkan dari jetty baru tersebut, akan ditampung pada 4 tangki yang akan dibangun dengan kapasitas masing-masing 110.000 barrel sehingga diharapkan RU VII memiliki ketahanan stok selama 44 hari.

“Proyek Open Access ini merupakan hasil sinergi dan kontribusi dari kolaborasi berbagai pihak, antara lain PT JGC sebagai FEED designer, Konsorsium PT Hutama Karya (Persero) dan PT Gerbang Sarana Baja sebagai EPC Kontraktor serta PT Inti Karya Persada Tehnik sebagai Project Management ConsultingConsulting, “terang Yulianto sembari berharap proyek Open Access ini dapat mengawal peningkatan pemenuhan BBM di kawasan 3T yaitu Terdepan, Tertinggal, Terluar.

Dalam sambutannya yang sekaligus membuka rangkaian kegiatan Kick off Meeting Proyek Open Access, Djoko Priyono menyampaikan agar dalam proyek Open Access ini seluruh pihak yang terlibat tetap menjaga dan mengikuti protokol Covid-19 di RU VII sehingga tidak timbul cluster baru proyek Open Access.

“Pada hari ini kita dapat melakukan Kick Off Meeting dengan menerapkan teknologi yang ada. mengiringi semangat transisi yang disampaikan oleh CEO Pertamina, penerapan inovasi, langkah-langkah extra ordinary dalam akselerasi pencapaian target bisnis, serta kendali penuh pada level Subholding dalam mengimplementasikan kebijakan strategis yang telah ditentukan oleh Holding, menjadi semangat utama dari Tim BOD untuk PT KPI sebagai subholding dalam mewujudkan aspirasi Pertamina menjadi Global Energy Champion.

Saat ini kita dituntut untuk selalu profesional dan berorientasi pada profit, sehingga kita harus bisa berkompetisi dengan pasar internasional. Untuk itu kita harus senantiasa menjaga Value Protection dalam aspek availability dan reliability sebagai bentuk perwujudan komitmen untuk mencapai Operational Excellence.

Sebagai satu-satunya kilang yang berdiri di kawasan Indonesia Timur yang mempunyai peranan penting dalam kontribusi untuk menjaga kemandirian dan kedaulatan energi di lini terdepan untuk produksi dan penyaluran produk-produk di wilayah Indonesia Timur, Proyek Open Access diharapkan dapat mengoptimalkan kinerja kilang RU VII menuju kapasitas maksimal.”tutup ujar Djoko Priyono dalam sambutannya.