Anes Akwan: Politik Kekerasan Itu Bukan Cara-cara PMK2

Yohanes Akwan, Korwil Tim PMK2 Jilid2 Bintuni Raya (paling kanan) dan Suardi, usai ikut dalam mediasi insiden persekusi tim PMK2 oleh massa pendukung AYO, di Mako Brimob di Bintuni, Rabu (2/12/2020). (foto: Tantowi/TN).

TEROPONGNEWS.COM, BINTUNI – Tindak kekerasan yang dilakukan untuk tujuan politik, bukan menjadi cara yang dilakukan PMK2 untuk menuju kepemimpinan Jilid 2. Hingga kini, tim pendukung Piet-Matret masih berkomitmen menjalani pesta demokrasi dengan santun, aman dan damai.

Pernyataan ini disampaikan Yohanes Akwan, Koordinator Wilayah Tim Pemenangan PMK2 Bintuni Raya, menyikapi insiden persekusi yang dilakukan massa pendukung kandidat Ali Ibrahim Bauw-Yohanis Manibuy (AYO) terhadap Amin Patty Kolly cs, pengurus tim PMK2, Rabu (2/12/2020).

“Saya kembali mempertegas komitmen bersama, menciptakan situasi politik yang damai di Teluk Bintuni. Sesama anak bangsa, perbedaan cara pandang politik itu dinamika, tapi harus sejuk, jangan pecah belah persatuan dan kesatuan di Sisar Matiti,” kata Anes Akwan.

Menurutnya, setiap kandidat bertanggungjawab mengarahkan simpatisan, agar tidak bertindak diluar hukum. Jika ada persoalan, ada aparat yang berwenang menangani.

“Cara-cara kekerasan atas nama demokrasi harus dihilangkan. Kekerasan dalam demokrasi sudah tidak dipakai. Tidak boleh gunakan hukum rimba. Politik itu ilmu pengetahuan yang harus di hargai,” tandas Anes.

Saat ini, lanjut Anes Akwan, masyarakat Teluk Bintuni sedang mencari pemimpin. Proses itu yang seharusnya dilalui dengan cara-cara yang baik, terbebas dari persekusi dan intimidasi,” kata Anes.

Dengan insiden persekusi itu, dia berharap aparat kepolisian maupun Bawaslu Bintuni bisa mengambil sikap tegas, sebelum insiden yang lebih buruk terjadi. Kata Anes, selama ini tim PMK2 cukup bersabar dengan berbagai perlakuan tidak menyenangkan, yang dilakukan kubu AYO terhadap para pendukung maupun kandidat Piet-Matret.

“Jangan sampai ada insiden balasan yang justru memperkeruh situasi politik di Bintuni. Kalau pihak berwenang tidak bisa bersikap tegas, tidak menutup kemungkinan nanti massa yang akan turun menyelesaikan,” pungkas Anes. **