TEROPONGNEWS.COM, MANOKWARI – Tokoh Papua Barat yang juga Ketua Gerakan Rakyat Cinta NKRI (Gercin) Papua Barat, Napoleon Fakdawer, menyambut baik pesan yang ditulis pada spanduk bergambar Markus Yenu, selaku tokoh perjuangan Papua Merdeka.
Markus Yenu yang merupakan Gubernur Jenderal Negara Republik Federal Papua Barat (NRFPB), dalam spanduk yang dipasang di sejumlah titik di Kota Manokwari bertuliskan “NKRI Harga Mati” dan juga ajakan “Merah Putihkan Tanah Papua”.
“Terkait dengan spanduk itu, kita melihat bahwa ada aksi-aksi yang dilakukan oleh saudara-saudara kita untuk memerah putihkan Tanah Papua, sejujurnya itu baik,” kata Ketua Gercin Papua Barat, Napolen Fakdawer Jumat (27/11/2020).
Kendati demikian dia berharap jangan sampai ada hal-hal yang menjebak orang Papua terkait isu-isu yang selalu jadi perdebatan antara blok kiri dan blok kanan.
“Mari kita berfikir yang baik dan jernih sebagai anak Papua, untuk membangun Papua yang bermartabat,” jelasnya.
“Kita telah merasakan pembangunan yang dilakukan oleh Presiden Jokowi hari ini seperti BUMN yang membuka ruang untuk anak-anak Papua yang masuk di sana,” jelas Fakdawer.
Dikatakan bahwa membangun Papua dengan baik melalui bidang kesehatan, pendidikan, infrastruktur.
“Dulu kita ke Bintuni memakan waktu berhari-hari, sekarang sudah beberapa jam kita sudah sampai, ini kan harus mengucap syukur,” tuturnya.
Ada lagi kata Fakdawer bahwa, saat ini anak-anak Papua sudah ada yang jadi pilot sehingga menurut dia bagian ini sebagai Orang Asli Papua (OAP) harus menyukuri.
“Isu tentang Papua Merdeka ini bukan kali ini, sudah di gaungkan berulang kali tapi tidak ada hal yang ada. Ini kita tidak tau siapa yang menggembosi sehingga anak-anak kita terkait isu tersebut,” jelasnya.
Dia menilai bahwa gerakan yang memerah putihkan Tanah Papua sebagai sebuah gerakan postif dan santun.
“Saya pikir gerakan teman-teman yang memerah putihkan tanah Papua ini sebagai suatu cara dan gerakan yang santun,” tuturnya.
Sebagai ketua Gercin Papua Barat, Napolen mengajak anak-anak Papua agar tidak terpengaruh dengan isu dan informasi yang tidak benar.**