TEROPONGNEWS.COM, BINTUNI– Aktivis Mangrove Teluk Bintuni Salmon menilai bahwa pasangan calon bupati dan wakil bupati nomor 1 Ali Ibramih Bauw – Yohanes Manibuy sedikit blunder dalam menyampaikan visi-misi dan program kerja pada saat debat publik paslon kandidat kepala daerah yang disiarkan langsung TV One di Auditorium UNIPA Manokwari, Jumat (27/11/2020) pekan lalu.
Padahal hutan mangrove Teluk Bintuni yang terkenal nomor satu tingkat dunia ini merupakan salah satu icon untuk mendatangkan pendapatan asli daerah (PAD) bagi Kabupaten penghasil migas tersebut.
Ketidakjelasan paslon AYO melestarikan hutan mangrove itu muncul dalam segmen tiga penyampaian visi-misi,dimana panelis menyampaikan pertanyaan melalui penarikan undian tentang strategi pengembangan hutan mangrove Teluk Bintuni yang merupakan nomor satu di dunia ini.
Justru jawaban dari paslon AYO sangat blunder, dimana wilayah cagar alam itu jika Ali Ibrahim Bauw – Yohanes Manibuy terpilih memimpin kabupaten ini maka akan membangun cottage untuk pengelolaan kawasan Mangrove
Salmon sangat menyayangkan pernyataan sembarang yang dilontarkan Ali Ibrahim Bauw dalam menjawab pertanyaan panelis dalam debat kandidat karena faktanya, dalam Pasal 17 ayat (1) UU 5/1990, dikatakan bahwa di wilayah cagar alam dapat dilakukan kegiatan untuk kepentingan penelitian dan pengembangan, ilmu pengetahuan, pendidikan, dan kegiatan lainnya yang menunjang budidaya.
Mengenai pemanfaatan cagar alam juga diatur dalam Pasal 33 Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam Dan Kawasan Pelestarian Alam (“PP 28/2011”), yaitu cagar alam dapat dimanfaatkan untuk kegiatan, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan dan peningkatan kesadartahuan konservasi alam, penyerapan dan/atau penyimpanan karbon danpemanfaatan sumber plasma nutfah untuk penunjang budidaya.
“Dari fakta di atas, jelas membangun cottage tidak termasuk kedalam kegiatan yang boleh dilakukan di cagar alam, jadi janji yang disampaikan terkait pembangunan cottage itu tidak mungkin direalisasikan.” tulis Salmon dalam keterangan persnya yang diterima media ini, Senin (30/11/2020).
Lebih lanjut dijelaskan Salmon bahwa, debat kandidat itu bukan lomba pidato atau lomba menghafal tetapi para pasangan calon dapat memahami visi-misi dan mempertajam program kerja mereka dalam debat sehingga dapat dipahami masyarakat pemilihnya.
Sebab dikhawatirkan pasangan calon kepala daerah yang menghapal visi-misi dan menyampaikan cepat bisa saja belum bahkan tidak memahami secara menyeluruh sehingga dalam implementasi juga tidak berjalan baik.
Karena itu meski paslon tidak menghafal tetapi memahami visi-misi dan program kerja maka dalam penjelasannya kepada pemilih dapat dipahami kemudian masyarakat melihat mana calon yang paham substansi, paham permasalahan, paham peraturan dan punya visi yang jelas untuk daerahnya.
“Kalau kami lihat dari debat jumat lalu Jelas PMK2 yang menguasai panggung debat, baik dari pemahaman terhadap masalah juga rencana program kerja kedepan, sementara apa yang disampaikan paslon AYO tidak ada hal baru hampir semua idenya sudah dilaksanakan PMK2 di periode pertama ini.” Pungkasnya.