Karantina Pertanian Merauke Terus Dorong Peningkatan Kualitas Produk Pertanian dan Perkebunan

Sampel komoditi pertanian dan perkebunan asal Merauke berupa beras, minyak kelapa sawit, gambir, kopra dan gaharu. Foto-Getty/TN

TEROPONGNEWS.COM, MERAUKE – Kementerian Pertanian RI terus mendorong pruduk pertanian di Indonesia bisa bersaing di pasar internasional melalui program Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (GraTie).

Pelaksanaan ekspor komoditas pertanian sebagai motor ekonomi nasional dalam rangka mengatasi bencana nonalam Covid-19.

Menindaklanjuti progarm ini, Karantina Pertanian Kelas 1 Merauke yang mempunyai wilayah kerja di Selatan Papua, terus melakukan pendampingan melalui dinas terkait untuk mensukseskan Program GraTie di tahun 2020-2024.

Karantina Pertanian siap melakukan standarisasi produk sesuai dengan kebutuhan negara-negara ekspor. Secara khusus ia menyebut beras Merauke banyak dalam kuntitas tapi kualitas belum dikategorikan sebagai standar peremium.

Sedangkan produk perkebunan yang sudah lolos standar internasional asal Merauke salah satunya Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kepala sawit dari perusahan PT Bio Inti Agrindo (BIA). Pengeksporan sudah dilakukan ke luar negeri.

“Itulah yang perlu kita dorong ke depan, bagaimana pelaku usaha dan dinas terkait bersinergi bagaimana membangun produk pertanian yang bisa bersaing di pasar internasional,” papar Sudirman di Auditorium Kantor Bupati Merauke dalam kegiatan pelepasan ekspor 5.000 kilogram beras ke PNG, Selasa (6/10/2020).

Lanjut Sudirman menyampaikan, berkaitan dengan program GraTie itu Karantina Pertanian telah menginventarisir data komunditas pertanian bidang perkebunan khusus kelapa. Salah satunya adalah Distik Okaba, Merauke. Di Okaba mempunya potensi kelapa yang sangat banyak sehingga masyarakat perlu didampingi untuk bagaimana menyiapkan produk yang baik dan punya nilai jual ke luar negeri.

Alasannya, di negara Asia terutama India sangat membutuhkan ekspor kopra dari negara lain. Kesempatan ini harus dimanfaatkan dengan kesiapan yang cukup. Di India membutuhkan kopra dengan kualitas paling bagus berwarna putih tidak kehitaman.

“Sehingga teknis pengasapannya perlu diperbaiki. Proses panennya juga terukur dengan baik sebelum diolah menjadi kopra,” tandasnya.

Dikatakan, pelepasan ekspor menjadi salah satu pendorong dan penyemangat agar semua produk di Kabupaten Merauke bisa didorong untuk lebih maju lagi dan sehat dalam lalu lintas komoditi pertanian.

Sekda Merauke, Ruslan Ramli mengatakan, masalah beras menjadi kendala yang sedang dihadapi petani dan pemkab setempat. Kurangnya penyeraban di tingkat petani serta belum adanya link pemasaran, terjadi penumpukan dan modal tidak berputar. Akibatnya, Aliansi Petani Merauke melakukan demo damai minta pemerintah menjawab keluhan mereka.

“Merauke yang dikatakan sebagai lumbung pangan nasional, namun produksi beras tidak terserap. Ini adalah tanggungjawab kita semua untuk mencarikan pemasaran agar beras bisa terserap. Disamping mencari solusi, juga peningkatan kualitas beras agar mampu bersaing dengan beras dari wilayah lain atau negara lain,” pungkas Ramli.

Ia mengajak, para pihak temukan masalah dan carikan solusi secara bersama, supaya memenuhi standar ekspor ke luar negeri yakni peningkatan dari kualitas beras medium menjadi premium.

“Agar target pemerintah untuk peningkatan pangan dan kuotanya bisa terjaga. Ini lagi kita usahakan untuk ke depan ada langkah-langkah untuk mengatasi masalah beras Merauke,” tutur Ramli.