TEROPONGNEWS.COM, MERAUKE- Shasa Davies International Fashion Designer adalah wanita inspirasi kelahiran Papua yang dapat memberikan motivasi bagi generasi muda Papua, Indonesia dalam dunia fashion di masa kini.
Karya designnya lebih cenderung dengan keunikan hasil imajinasinya sendiri dari waktu ke waktu. Dalam pembuatan collection ia selalu menomorsatukan comfortable (kenyamanan) saat dipakai.
“Puji Tuhan, Alhamdulilah public terlebih anak-anak muda sangat suka dengan karya-karya saya. Design saya selalu terkenal dengan Simple, Comfortable, Elegant sprinkle with the Sexiness,” ucapnya saat diwawancara via obrolan Whatsapp, Rabu (30/9/2020).
Wanita yang menikah dengan bule asal Australia ini mengatakan, saat ini yang lagi booming untuk Shasada Australia Brand di America adalah keunikan yang disajikan ke fashion market dunia. Dengan tema, Shasada Australia 2020 Spring-Summer Collection inspired by all the women in Papuan, Indonesia.
“Saat ini saya sangat bangga, karena design saya sudah berkembang di New York City (NYC) meskipun Pandemic tetapi fashion tidak pernah mati. Yang banyak peminat untuk design-design saya justru public di US. Batik Papua, dari design saya banyak disukai public di America,” terang Shasa.
Nah, yang membanggakan lagi ni, meski sudah terkenal di luar negeri, Shasa tidak lupa untuk mengangkat dan mempromosikan fashion yang dirancang dari batik Papua.
Menurutnya, kejutan untuknya di tahun ini adalah bisa memamerkan hasil ciptanya di New York Fashion Week. Seperti diketahui bersama bahwa untuk bisa mengikuti ajang fashion week tingkat dunia tentu tidaklah mudah.
“Kita harus bersaing dengan designer dunia lain, tapi puji Tuhan saya selalu di berikan kejutan-kejutan yang tidak pernah saya pikirkan menjadi kenyataan. Dan di tahun 2021 nanti, saya sudah mempersiapkan untuk Milan fashion week,” pungkasnya.
Kembali ia menyampiakan, semua konsep yang dipilihnya selalu dibuat sendiri dan sesuai dengan hayalannya, sehingga si desaigner cantik ini menjadi sangat unik di mata penggemarnya.
Disinggung kapan akan kembali menggelar fashion di Papua, Shasa menjawab belum ada kepikiran karena saat ini lebih fokus untuk membawa karya-karyanya ke dunia luar terlebih ke New York, Milan bahkan akan melebarkan sayapnya ke Dubai.
Di dunia fashion, kata Shasa, tidak harus mengikuti tradition culture dari satu negara when is coming to fashion. Dan untuk menjadi sukses menurutnya tidak boleh menyerah, selalu berpikiran positif dan percaya diri.
“Don’t ever give up, always be positive thinking and believe in yourself,” ucap designer yang kini menjadi warga negara Australia.
Ia akui kegagalan sering dialaminya hingga menimbulkan rasa sedih atau kecewa. Tetapi bagi Shasa, dari kegagalan itu malah menjadi motivasi untuk bangkit dan menghasilkan yang lebih baik.
“Kerena kalau mau jadi successful, kita harus gagal dulu, jatuh bangun dulu. Begitu kita sukses, kita lebih menghargai kesuksesan itu dan membuat kita tidak menjadi sombong,” tandasnya.
Flight attendant adalah pekerjaan awalnya sebelum terjun ke bidang fashion setelah 2015 lulus dari Billy Blue College Sydney jurusan Fashion Design and Technology dan menjadi sukses sampai sekarang.