TEROPONGNEWS. COM, SORONG – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam solidaritas pemuda dan mahasiswa peduli korban banjir kota Sorong, menggelar aksi demo di halaman kantor DPRD Kota Sorong, Selasa (28/7/2020).
Mereka menuntut persoalan banjir segera diselesaikan oleh pemerintah kota Sorong. Dimana bencana banjir yang terjadi pada tanggal 16 Juli dan 25 juli 2020 sudah sampai memakan korban jiwa.
Mereka juga menyebut, dari tahun sebelumnya hingga saat ini pemerintah kota Sorong lambat dalam mengatasi banjir.
“Walikota pernah bilang bahwa masalah banjir ini dia akan selesaikan pada tahun 2017, tapi sampai 2020 masalah banjir tidak pernah dituntaskan oleh beliau. Kami tidak butuh janji-janji seperti itu, kami butuh realisasinya,”ujar Korlap aksi, Roy Mangar dihadapan anggota DPRD kota Sorong.
Menurut mereka, banjir kali ini sudah semakin parah. Di mana batas ketinggian air sudah mencapai dada orang dewasa. Selain menggenangi ratusan rumah warga dan menyebabkan kerugian materil, banjir tersebut juga sudah menelan korban jiwa.
“Berdasarkan data yang kami dapat dari teman-teman kami di lapangan, bahwa sudah ada 8 korban akibat bencana banjir ini. Artinya, kondisi kota ini sudah semakin parah. Kami hari ini turun kesini, karena kami rasa kalian ini wakil rakyat semua. Kami berharap aspirasi kita ini dapat disampaikan ke pemerintah kota Sorong agar bisa menyelesaikan masalah banjir ini,”imbuhnya.
Menanggapi aspirasi dari para Mahasiswa, Ketua DPRD Kota Sorong, Petronela Kambuaya kemudian menghampiri massa dan menerima aspirasi tersebut. Petronela mengatakan pihaknya akan segera menindaklanjuti aspirasi itu agar menjadi perhatian di pemerintah kota Sorong.
“Aspirasi yang disampaikan itu merupakan tanggungjawab kami, untuk kami akan sampaikan ke pemerintah kota. Pemerintah dalam hal ini sudah memperhatikan sedikit demi sedikit sesuai anggaran yang ada di kota Sorong. Perlahan pasti bisa diatasi, “ucap Petronela.
Dikatakan Petronela, banjir yang terjadi di kota Sorong terjadi secara alamiah karena disebabkan oleh hujan. Selain itu, ia juga mengakui sebagian masalah banjir terjadi akibat buruknya saluran drainase. Di mana terjadi penyumbatan akibat sampah dan aktivitas galian C.
“Kami juga hanya manusia biasa, dan segala sesuatu yang terjadi bukan kita rencanakan tetapi itu terjadi secara alamiah, karena hujan itu alamiah dan banjir juga itu alamiah. Tapi ada beberapa poin yang tadi disampaikan oleh adik-adik sekalian, memang permasalahan banjir juga diakibatkan karena drainase. Kalau untuk drainase sepanjang jalan raya itu tanggungjawab negara, sedangkan di area pemukiman yang terdapat sungai-sungai kecil itu adalah tanggungjawab pemerintah kota, “terang Petronela.
Petronela mengajak agar masyarakat juga tidak sembarangan membuang sembarangan, terutama di drainease agar tidak terjadi penyumbatan. Sehingga ketika memasuki musim penghujan, air hujan dapat mengalir dengan lancar.
Pantauan media ini, aksi demo mendapat pengawalan ketat dari anggota kepolisian. Sekitar pukul 14 00 WIT, usai menyampaikan aspirasinya, massa kemudian membubarkan diri dengan tertib.