TEROPONGNEWS.COM, MAKASSAR – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan bersama Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, serta TNI dan Polri terus berkolaborasi dalam mempercepat pembangunan hunian sementara (huntara) bagi para pengungsi korban bencana banjir bandang di Luwu Utara.
Hingga saat ini pembangunan huntara di Panampung, Desa Radda, Kecamatan Baebunta, dan juga di Masamba terus dilakukan. Ini juga sekaligus menjawab keinginan Bupati Lutra, Indah Putri Indriani, agar pembangunan Huntara dipercepat.
Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah sejak awal menegaskan, tidak akan membiarkan korban banjir bandang tidur, dan hidup dibawah tenda terpal, sehingga telah diinstruksikan untuk membangun huntara.
“Sejak awal saya sudah tegaskan, pemerintah tidak akan membiarkan rakyat di sana tidur dan hidup dibawah tenda terpal. Nanti akan muncul masalah baru, penyakit kalau mereka tetap hidup di bawah tenda”, pungkasnya kepada wartawan, di Makassar, Kamis (24/7).
Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPRKP2) Kabupaten Luwu Utara, Syamsul Syair mengaku pembangunan huntara oleh aparat TNI, Polri telah dimulai di wilayah Panampung Desa Radda, Kecamatan Baebunta, Luwu Utara.
“Aparat TNI, Polri telah mulai membangun pondasi huntara di wilayah Panampung Desa Radda Lecamatan Baebunta, Luwu Utara. Ada 400 huntara yang akan dibangun, tidak hanya di Baebunta, tetapi juga ada di Masamba,” kata Syamsul.
Ia menyebutkan pembangunan huntara ini akan selesai selama satu bulan. “Berdasarkan informasi, pembangunan huntara ditargetkan akan selesai atau rampung selama satu bulan,” imbuh dia.
Diketahui Bencana banjir bandang terjadi di lima kecamatan di Kabupaten Lutra, pada Senin (13/7) malam, yaitu Kecamatan Masamba, Kecamatan Baebunta, Kecamatan Baebunta Selatan, Kecamatan Malangke, dan Kecamatan Malangke Barat.