Berita

Agar Tidak Kedinginan, Gubernur Minta Tenda Pengungsi Diganti

×

Agar Tidak Kedinginan, Gubernur Minta Tenda Pengungsi Diganti

Sebarkan artikel ini
Kondisi di lokasi pengungsian, yang berada di Desa Meli, Kecamatan Baebunta, Luwu Utara, yang merupakan hamparan ratusan hektare kebun kelapa sawit yang baru dibuka. Foto-Ist/TN

TEROPONGNEWS.COM, MAKASSAR – Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah bersama Pangdam XIV Hasanuddin, Mayjen TNI Andi Sumangerukka, Kapolda Sulsel, Irjen Pol Mas Guntur Laupe, dan Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Sulsel, Firdaus Dewilmar meninjau salah satu titik pengungsian di Desa Meli, Kecamatan Baebunta, Luwu Utara, Minggu (19/7).

1496
Mana Calon Gubernur Papua Barat Daya Pilihan Anda yang Layak?

 www.teropongnews.com sebagai media independen meminta Anda untuk klik siapa calon yang digadang-gadang oleh Anda untuk dipilih dan layak jadi calon Gubernur Papua Barat Daya Periode 2024-2029,  kemudian klik Vote pada bagian paling bawah ini.

Pada peninjauan ini, Gubernur Sulsel melihat para pengungsi banjir bandang hanya beratapkan tenda. Hal ini membuat Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah kemudian meminta Pangdam XIV Hasanuddin, Mayjen TNI Andi Sumangerukka, untuk mengganti tenda mereka dengan tenda milik TNI AD.

“Saya melihat tempat pengungsian kurang layak karena hanya beratapkan tenda, sehingga Pangdam akan membantu membangun barak untuk pengungsi dengan menggunakan tenda milik TNI AD, agar mereka tidak kedinginan,” pungkasnya.

Diketahui Bencana banjir bandang terjadi di lima kecamatan di Kabupaten Luwu Utara (Lutra) pada Senin (13/7) malam. Kecamatan-kecamatan tersebut yakni, Kecamatan Masamba, Kecamatan Baebunta, Kecamatan Baebunta Selatan, Kecamatan Malangke, dan Kecamatan Malangke Barat.

Akibat banjir bandang yang merusak rumah warga, membuat ratusan warga harus mengungsi di beberapa titik. Salah satunya di Desa Meli, Kecamatan Baebunta, Luwu Utara. Di lokasi yang merupakan hamparan ratusan hektare kebun kelapa sawit yang baru dibuka ini, puluhan tenda yang terbuat dari terpal yang kebanyakan berwana biru tampak mendominasi.

Di dalam tenda ada beberapa rumpun keluarga, seperti Ibu Hawiah dan Ahmad yang merupakan dua keluarga dari satu rumpun yang memilih bersatu di bawah tenda terpal dibangun di sela-sela pohon kelapa sawit berumur dua tahun.

Ratusan orang yang memilih berada di bawah tenda pengungsian itu adalah bagian kecil dari 14.483 orang pengungsi, akibat dampak banjir bandang.