Berita

Dorong Kemajuan Perusahaan, PT. BIA Minta Masukan Stakeholder

×

Dorong Kemajuan Perusahaan, PT. BIA Minta Masukan Stakeholder

Sebarkan artikel ini
PT. Bio Inti Agrindo (BIA) kembali melakukan pertemuan bersama perwakilan masyarakat, pemerintah daerah, LSM dan perguruan tinggi di Merauke, yang digelar di Halogen Hotel, Selasa (23/6). Foto-Getty/TN

TEROPONGNEWS.COM, MERAUKE – PT. Bio Inti Agrindo (BIA) kembali melakukan pertemuan bersama perwakilan masyarakat, pemerintah daerah, LSM dan perguruan tinggi di Merauke. Kali ini lebih pada menjaring masukan dan saran, untuk pembentukan Tim Community Stakeholer of PT. BIA.

1510
Mana Calon Gubernur Papua Barat Daya Pilihan Anda yang Layak?

 www.teropongnews.com sebagai media independen meminta Anda untuk klik siapa calon yang digadang-gadang oleh Anda untuk dipilih dan layak jadi calon Gubernur Papua Barat Daya Periode 2024-2029,  kemudian klik Vote pada bagian paling bawah ini.

Tujuan dibentuknya tim ini, untuk mendukung perusahaan dalam action plan, monitoring dan evaluasi terhadap semua kegiatan perusahaan yang di dalamnya ada pelestarian lingkungan, kemandirian ekonomi, peningkatan kesehatan, peningkatan penidikan, dan pembangunan berkelanjutan agar dapat diwujudkan.

“Saran dan masukan peserta sangat diperlukan untuk kegiatan perencanaan PT BIA. Harapannya, dapat memberikan manfaat bagi semua pihak,” ucap Presiden Direktur PT. BIA Merauke, Mr. Kong Byoung Sung di Halogen Hotel, Selasa (23/6).

P2 K3, Yanto Dawenan mengaku, perusahan hadir tidak hanya fokus pada kegiatan investasi, tetapi juga bersinergis dengan semua stakeholder, dan turut memberi andil dalam pembangunan di Kabupaten Merauke.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Merauke, Thiasoni Betaubun mewakili pemerintah setempat mengatakan, dukungan pihak ketiga sangat dibutuhkan Pemerintah Daerah untuk kemajuan daerah. Bukan saja perusahaan BIA, tetapi semua perusahaan yang berinvestasi di Merauke harus mengambil bagian dalam pembangunan daerah.

Ia mengatakan, pengembangan pendidikan di wilayah kerja PT BIA sudah cukup maju. Terdapat 3 TK, 3 SD dan 2 SMP dan ke depannya akan dibuka lagi 1 SMK Perkebunan. “Sehingga yang tamatan SMK ini langsung masuk lapangan kerja,” terang Sonny.

Perusahaan yang ada di daerah perbatasan harus mampu mengaplikasikan nawa cita ketiga Presiden Jokowi, yakni membangun dari perbatasan yang didahulukan dengan persiapan SDM, sebab SDM sebagai dasar dalam membuat perubahaan.

“Pertemuan ini kita membentuk tim yang kuat, tim yang solid, guna bekerja sama dengan perusahaan untuk perbaiki program kerja,” imbuh dia.

Kesempatan yang sama PT BIA mendapatkan apresiasi dari banyak pihak, karena sangat antusias dalam berbagai kegiatan yang sudah dilakukan secara menyeluruh. Namun, ditekankan komitmen bersama antara pemilik perusahaan, dan pemilik hak ulayat harus diperhatikan, terutama hak-hak pemilik ulayat.

“Plasma milik hak ulayat harus jelas dan apa yang sudah diterima,” sebut Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Harmini.

Di bidang ekonomi misalnya, harus mempertimbangkan kearifan lokal yang mandiri untuk jangka pendek dan panjang.

“Supaya masyarakat, menunggu kelapa sawit panen tapi ada kegiatan yang bisa mendorong jangka pendeknya,” ujar dia.

Penekanan kedua, perusahan dilarang membuang limbah perusahaan ke badan air, sungai, kali atau rawa. Walaupun di dalam Amdal diperbolehkan namun Dinas Lingkungan Hidup melarang. Terkait ini, Harmini akui, perusahaan masih sangat patuh dalam hal limbah.

Kepala Yayasan St. Antonius (Yasanto) Leonardus Mahuze sangat setuju dengan dibentuknya Tim Community Stakeholder of PT. BIA, sebagai agenda rutin, untuk memberikan jaminan investasi di Merauke tetap berjalan dengan baik.

“Pertemuan ini adalah untuk membentuk satu tim yang saya harapkan selama ini. Kita tepuk tangan untuk PT. BIA dulu. BIA menjadi harapan untuk Ulilin. Perusahaan lain harus buat keputusan seperti ini,” ucap Kepala Distrik Ulilin, Jhon Mahuze.

Apresiasi yang sama disampaikan perwakilan masyarakat adat, Donatus terhadap seluruh program Coorporate Social Responsibility (CSR) yang telah dilakukan perusahaan. Namun, ada permintaan perusahaan mendampingi masyarakat sekitar dalam usaha ekonomi.

Pendamping yang dimaksud adalah memastikan masyarakat benar-benar sukses dalam program kemandirian ekonomi yang diberikan perusahaan sehingga ada manfaat berkelanjutan.

“Sebelum perusahaan ada, sumber makanan kami adalah hutan. Setelah ada perusahaan, sudah terjadi perubahan. Untuk itu perlu ada pendampingan kepada masyarakat untuk mandiri dalam usaha ekonominya,” pinta Donatus.