Pemulung Cipete Jaksel Ini Bersyukur Dapat Bansos Dari Bamsoet

Ketua MPR RI, Bamsoet menyerahkan Bansos kepada pemulung di Kelurahan Cipete Jakarta Selatan,. Foto : Ist.

Jakarta, TN – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bersama Gerakan Keadilan Bangun Solidaritas (GERAK BS) dan Relawan 4 Pilar MPR RI kembali menyalurkan bantuan kemanusiaan berupa paket sembako ke berbagai kelompok masyarakat. Kali ini ditujukan kepada para pemulung di sekitaran DKI Jakarta.

“Pemulung merupakan salah satu profesi yang berkontribusi terhadap kebersihan lingkungan. Sumbangan mereka terhadap perekonomian nasional juga tak bisa diremehkan. Badan Pusat Statistik mencatat, kontribusi dari sektor persampahan, limbah, dan daur ulang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) rata-rata pertahunnya dikisaran RP 10 triliun atau hampir 1 persen bagi PDB,” ujar Bamsoet usai memberikan bantuan kemanusiaan kepada para pemulung, di Jakarta, Sabtu (16/05/2020).

Hadir dalam acara tersebut Ketua RW Kelurahan Cipete, Ketua Umum, Wakil Ketua dan Sekjen Gerak BS Aroem Alzier, Amriyati dan Ratu Dian.

Mantan Ketua DPR RI ini menjelaskan, kondisi wilayah DKI Jakarta yang masih tinggi penyebaran virus Corona (C-19) ditambah masih tingginya ketidakpatuhan warga menjalankan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sangat membuat pemulung rentan terpapar C-19. Masih banyak dijumpai, warga yang mendapatkan privilese Work From Home (WFH) malah keluyuran ke luar rumah dan menjadi penyebar virus C-19.

“Sedangkan bagi pemulung yang mengandalkan pendapatan harian, tak mungkin mereka WFH. Disisi lain, mereka tetap harus beraktifitas demi menjaga lingkungan tetap bersih. Kesadaran masyarakat DKI Jakarta untuk menjalankan PSBB dengan WFH, akan sangat membantu kehidupan pemulung. Paling tidak, bisa meminimalisir penyebaran C-19,” tutur Bamsoet.

Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini juga mengingatkan agar perekonomian nasional yang kini sedang terseok-seok bisa segera pulih, kunci utamanya adalah dengan mempercepat pemutusan mata rantai penyebaran C-19. Sebesar apapun stimulus ekonomi yang diberikan, jika mata rantai C-19 tak segera diputus, tak akan ada artinya.

“Semakin lama virus C-19 hidup di Indonesia, semakin sulit perekonomian bisa bangkit. Semakin sulit perekonomian bangkit, semakin sulit juga kehidupan masyarakat,” tandas Bamsoet.

Di Amerika saja, lanjut Wakil Ketua Umum SOKSI ini, sudah hampir 20 juta warganya di PHK (pemutusan hubungan kerja). Di Australia, 600.000 warganya mengalami nasib serupa. Pun demikian di Indonesia, badai PHK juga sudah berada di depan mata, tercatat hampir 2 juta warga kehilangan pekerjaan.

“Karena itu, mari gotong royong memutus mata rantai penyebaran C-19. Yakni dengan disiplin menjaga kesehatan diri dan keluarga, taat melakukan physical distancing serta memakai masker jika terpaksa harus ke luar rumah. Dari hal sederhana itulah, kita bisa menggairahkan kembali perekonomian nasional, sehingga tak ada lagi warga yang menjadi korban PHK,” pungkas Bamsoet.