Limpo Janji Kerahkan Kekuatan Kementan Untuk Maksimalkan Pertanian di Maluku

Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia, Syahrul Yasin Limpo melakukan serangkaian kegiatan, saat melakukan kunjung kerja ke Maluku, Sabtu (30/5). Foto-Ist/TN

Ambon, TN – Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia, Syahrul Yasin Limpo berjanji, akan memback up penuh sektor pertanian di Provinsi Maluku. Dia bahkan menegaskan, akan mengerahkan kekuatan Kementerian Pertanian untuk membantu Gubernur Maluku, Murad Ismail, guna memaksimalkan potensi pertanian di daerah ini.

Ia menegaskan, Kementerian Pertanian yang dipimpinnya siap untuk menjadi supporting sistem pengembangan pertanian di Maluku.

“Saya datang ke sini, siap untuk membantu Pak Gubernur dengan kemampuan yang saya miliki,” tegasnya saat melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Maluku, Sabtu (30/5).

Selain akan mengunjungi sejumlah tempat di Pulau Ambon dalam agenda kunjungan kerjanya ke Maluku, Syahrul juga membawa sejumlah bantuan pertanian untuk Maluku, diantaranya benih pala untuk ditanam di lahan seluas 900 hektar atau sebanyak 72 ribu benih, benih cengkih untuk 1000 hektar, dan peremajaan pala untuk 300 hektar.

“Totalnya senilai Rp12,8 miliar, ini mungkin kecil tapi masih ada (bantuan) yang lain,” katanya.

Pada kesempatan itu, Yasin langsung meminta Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, yang juga ikut bersama rombongannya, untuk membantu KUR (Kredit Usaha Rakyat) pertanian kepada Maluku hingga Rp500 miliar. Ia pun meminta keterlibatan TNI dan Polri dalam menggunaan anggaran ini, dengan tetap dibawah koordinasi Gubernur Maluku, Murad Ismail.

“Pak Dirjen DSP, kalau Pak Gubernur mau, kita bisa kasih berapa ratus miliar dari dana KUR. Kita percepat, dan ini juga berlaku untuk polisi dan TNI, dan akan dikoordinir oleh Gubernur. Kalau untuk Maluku bisa Rp500 miliar. Pertanian itu pasti, 100 hari pak. Besok saya akan panggil BNI, BRI, bank penyalur dana KUR. Di beberapa tempat, saya bahkan memonitor hingga di atas Rp1 triliun. Saya mau percepat ini Pak Gubenur. Pertanian itu sesuatu barang yang pasti,” ungkap Syahrul.

Dirinya juga siap untuk menggelontorkan dana melalui Badan Ketahanan Pangan untuk program tanaman pekarangan. Untuk satu kelompok yang terdiri dari 30 orang, bisa dibantu dana stimulan hingga Rp300 juta per kelompok.

Selain itu, sebagai daerah sentra produksi pertanian di Provinsi Maluku, dirinya berjanji akan mengembangkan Pulau Buru sehingga lebih maksimal menjadi daerah lumbung komoditas pangan di Maluku.

“Kalau Pulau Buru itu sudah bagus. Tinggal diperkuat, dioptimasi, intervensi, mekanisasi. Ini ada dirjen-dirjen datang bersama saya, tolong bantu Pak Gubernur, mau tractor, mau pompa, mau bibit, kita bantu Pak Gubernur,” tegas Syahrul.

Selain mengembangkan Pulau Buru sebagai sentra produksi pertanian, menurutnya perlu ada ekstensifikasi pertanian (perluasan areal pertanian) ke Pulau Seram karena masih banyak lahan tidur yang tidak tergarap. Hanya saja, kata dia, untuk membuka lahan pertanian membutuhkan orang yang ingin bekerja sebagai petani.

“Perlukah kita mengekstensifikasi ke Pulau Seram? Perlu! Tapi kita perlu orang. Pertanian itu tidak akan bisa jalan tanpa orang. Orang tidak mau ke pertanian karena belum hitung sebenarnya berapa untungnya,” jelasnya.

Ia mengambil contoh pertanian jagung. Satu hektar jagung untuk lahan baru dibuka bisa menghasilkan lima hingga enam ton per hektar. Bila dikalikan dengan harga Rp3.000 per kilogram, maka satu hektar kebun jagung dapat menghasilkan Rp15 juta dalam waktu panen tidak sampai 100 hari.

“Potong ongkos kerja Rp4 juta, biaya tambahan lainnya Rp1 juta, sisa Rp10 juta. Kalau dia punya dua hingga tiga hektar, bahkan lebih, maka penghasilannya akan semakin besar,” ungkapnya.

Dikatakannya, masalah pertanian itu adalah masalah yang paling pasti. Masalah di depan mata rakyat untuk bisa menjadi sejahtera. “Kalau diurus baik-baik pertanian ini, kata miskin itu tidak pernah ada,” tegasnya.