Oleh : Titie Adam
Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) adalah salah satu program TNI untuk membantu pemerintah dalam percepatan pembangunan khususnya di pedesaan dan daerah tertinggal. Kiprah prajurit TNI-AD dalam memelopori pembangunan di pedesaan tersebut telah banyak dirasakan hasilnya oleh masyarakat yang tinggal di desa-desa yang menjadi lokasi TMMD.
Pembukaan akses jalan antar desa, pembangunan/renovasi fasilitas umum dan fasilitas sosial, pembangunan rumah masyarakat merupakan bentuk pekerjaan fisik yang sering dikerjakan dalam kegiatan TMMD. Bukan hanya itu, selama pelaksanaan prajurit TNI juga aktif melaksanakan kegiatan penyuluhan di berbagai bidang yang bersentuhan langsung dengan kehidupan sosial masyarakat seperti, penyuluhan kesehatan, penyuluhan pertanian, penyuluhan anti narkoba dan juga penyuluhan bela negara.
Penting untuk diingat, bahwa semua kegiatan tersebut dapat terlaksana berkat adanya ke-manunggal-an antara TNI dan rakyat yang terimplementasikan dalam suatu sinergi antara satuan kewilayahan TNI , Pemda setempat dan masyarakat. Tanpa kemanunggalan, program TMMD bagaikan sebentuk tubuh tanpa roh.
Itulah sebabnya ke-manunggal-an TNI dengan rakyat menjadi modal utama sekaligus tujuan akhir dari TMMD.
Namun sangat disayangkan, publik masih banyak yang belum mengenal program TMMD ini. Salah satu penyebab minimnya antusiasme masyarakat untuk mengetahui lebih jauh tentang TMMD adalah penamaan (brand) dari program tersebut yang kurang populer di telinga masyarakat.
Penamaan yang terlalu panjang dan “kaku” membuat program ini sulit diingat oleh publik. Bahkan banyak aparat pemerintah daerah dan masyarakat pedesaan yang merasa asing dengan singkatan TMMD. Padahal keduanya adalah mitra utama TNI dalam program TMMD tersebut. Ini tentunya menjadi kendala bagi satuan kewilayahan dalam melakukan “marketing” program TMMD kepada unsur pemerintah daerah maupun masyarakat.
Di era informasi, penamaan (branding) menjadi salah satu kunci dalam membangun persepsi dan antusias publik terhadap suatu produk. Penamaan yang singkat, unik, iconic dan “ear-catching” tentunya akan memudahkan publik untuk mengingat atau bahkan mempopulerkan nama tersebut. Bukan tidak mungkin branding tersebut pun akhirnya akan melekat kuat dengan institusi produsennya.
Untuk meningkatkan popularitas dan antusias publik terhadap program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD), penulis menyarankan agar TNI melakukan penamaan kembali (rebranding) atas program tersebut. Penulis menyarankan jargon “TNI ManJUR” sebagai salah satu opsi rebranding TMMD.
“TNI ManJUR” adalah singkatan dari TNI Manunggal, Jelas Untuk Rakyat.
Kalimat TNI Manunggal tetap menjadi “roh” dari jargon tersebut mengingat ke-manunggal-an TNI dengan rakyat adalah modal utama dan tujuan akhir dari program TMMD.
Pilihan kata-kata ini juga tidak terlepas dari keberadaan jati diri TNI yang berasal dari rakyat, oleh rakyat dan pada akhirnya mengabdi untuk rakyat.
Selain itu, dalam Kamus Besar Bahas Indonesia (KBBI) kata “manjur” diartikan sebagai “dapat menyembuhkan/mustajab/mujarab”.
Tentu kata ini sangat sesuai dengan tujuan TMMD sebagai salah satu “obat” bagi masyarakat pedesaan dalam hal akselerasi pembangunan di pedesaan.
Penulis meyakini jargon “TNI ManJUR” akan sangat mudah diingat dan dipopulerkan bagi publik. Tentunya, sebagai langkah awal dalam mempopulerkan istilah tersebut, baik di kalangan internal TNI maupun publik, diperlukan suatu acara peluncuran (launching event) disertai iklan advertorial yang menarik yang ditayangkan diberbagai media publik.
Pada akhirnya kiprah TNI dalam membantu percepatan pembangunan tetap harus berjalan sebagai bagian dari totalitas pengabdian TNI kepada bangsa dan negara. Ke-manunggal-an TNI dengan Rakyat tetap harus diwujudkan dan dipertahankan dalam berbagai spektrum kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa jargon “TNI ManJur” pun, TNI diharapkan mampu menjadi salah satu “obat mujarab” bagi rakyat dalam mengatasi permasalahan bangsa