Sorong,TN – Sebanyak 30 orang mahasiswa asal Sorong, Povinsi Papua Barat, masih tertahan di kota Makassar, Sulawesi Selatan sejak (31/3) malam.
30 Mahasiswa tersebut diketahui berasal dari beberapa kota studi, seperti Jogjakarta, Malang, Surabaya dan Makassar, yang hendak pulang kembali ke kampung halamannya di Sorong.
Menyikapi hal tersebut, Walikota Sorong, Drs. Ec.Lamberth Jitmau, M.M mengatakan bahwa puhaknya akan mengirimkan bantuan berupa uang sebesar Rp.50 juta untuk memenuhi kebutuhan mereka selama di Makassar.
“Saya baru telepon perwakilan mahasiswa di Makassar, mereka tetap ada disana, mereka melakukan isolasi atau karantina mandiri di tempat masing-masing. Untuk biaya makan, sebentar saya kirim uang Rp.50 juta untuk mereka bisa makan dan kembali ke tempat masing-masing,”jelas Lambertus di Bandara DEO Sorong, Kamis (02/04).
Walikota Sorong juga sangat menyayangkan para mahasiswa yang tersebar di luar Papua tersebut. Menurut Walikota, mahasiswa tersebut seakan tidak mengindahkan imbauan pemerintah untuk sementara tidak meninggalkan kota study mereka.
“Jadi saya saya sangat sayangkan ada adik-adik mahasiswa kita yang tersebar di luar papua seperti di Sulawesi, jawa dan sekitarnya. Mereka sudah tahu tapi pura-pura tidak tahu dengan virus yang satu ini. Malag mereka sudah berangkat dari kota kota studi mereka mau tujuan ke Sorong dan sekarang mereka masih di Makassar dan tidak bisa ikut penerbangan ke Sorong karena Bandara sudah saya tutup,”terang Walikota.
Walikota menegaskan, pihaknya tidak memandang bulu terhadap siapapun. Menurutnya, semua warga harus patuh terhadap aturan yang sudaj dikeluarkan pemerintah agar dapat mengurangi penyebaran virus Covid-19.
“Saya tidak pandang bulu, entah dia pejabat daerah atau masyarakat bawah, semua harus patuh terhadap instruksi yang sudah dikeluarkan. Saya lebih mengutamakan keamanan warga saya di kota Sorong. Saya takutkan, mereka yang datang dari luar sudah kena virus dan kalau ada disini mereka bisa saja menyebarkan kepada warga lainnya,”tutur Walikota.
Pantauan media ini, Bandara DEO Sorong sudah tidak melakukan aktivitas penerbangan sejak Rabu (01/04) kemarin. Hal tersebut berdasarkan instruksi walikota Sorong bahwa Bandara Deo Sorong ditutup untuk penerbangan Komersil
Selain menutup Bandara, Walikota Sorong juga menutup pelabuhan laut untuk pelayaran komersil baik kapal Pelni maupun kapal perintis.
Pembukaan Bandara dan pelabuhn laut hanya dikhususkan untuk mengangkut kebutuhan masyarakat dan untuk pelayanan pengiriman sampel pasien PDP dan peralatan medis.