Penyebaran virus corona (COVID-19) seyogyanya memengaruhi kegiatan sehari-hari di mana mengharuskan masyarakat untuk menjalani karantina mandiri atau #diRumahAja demi menekan angka penyebaran virus, terlebih setelah pemerintah provinsi DKI Jakarta menerapkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Tahukah kamu bahwa kemunculan COVID-19 nyatanya merubah kebiasaan makan masyarakat secara permanen bahkan setelah pandemi mereda?
Berdasarkan riset Nielsen berjudul “COVID-19 Where consumers are heading?” yang dilakukan di 11 negara Asia termasuk Indonesia, masyarakat cenderung lebih suka melakukan pengiriman makanan (food delivery) dan membawa pulang makanan (take away), ketimbang menyantap makanan di tempat. Perubahan kebiasaan tersebut tentu tidak mudah terutama bagi masyarakat dengan gaya hidup on-the-go yang akan cenderung lebih mudah stres.
Tren ini digadang-gadang memicu peningkatan popularitas terhadap fenomena mukbang yang mulai dikenal sejak tahun 2014, bagaimana bisa? Mari bahas alasan mengapa mukbang bisa populer. Berasal dari bahasa Korea, mukbang terdiri dari kata ‘muk-da’ yang artinya makan dan ‘bang-song’ yang artinya menyiarkan. Host atau penyiar akan melakukan siaran langsung (live) saat makan sambil berbincang dengan para penonton. Seperti perubahan kebiasaan makan, kepopuleran mukbang juga terjadi berkat perubahan yang terjadi di masyarakat.
Awalnya, kepopuleran mukbang terjadi berkat peningkatan jumlah masyarakat yang tinggal sendiri (one-person household). Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup pada masyarakat modern di mana semakin banyak masyarakat yang hidup tanpa pasangan, bercerai, atau mencari pekerjaan yang jauh dari keluarga. Alhasil, tak sedikit masyarakat yang mengaku kesepian dan stres saat tinggal sendiri, sehingga kehadiran mukbang dianggap membantu dan kian populer hingga saat ini.
Jadi, bagaimana kebijakan #diRumahAja dapat memengaruhi popularitas mukbang? Kebijakan ini berpotensi menimbulkan kecenderungan yang sama yaitu kesepian dan stres. Seperti keberhasilannya merangkul masyarakat yang tinggal sendiri, mukbang dapat menjadi salah satu kegiatan yang dapat dilakukan saat #diRumahAja agar masyarakat dapat berinteraksi sambil menjaga kondisi kesehatan di tengah pandemi ini. Dengan kondisi terkini yang didukung oleh kebijakan pemerintah, fenomena mukbang berpotensi makin digemari lantaran peranannya saat masyarakat #diRumahAja.
Melihat hal tersebut, Likee sebagai platform pembuatan video pendek terkemuka menghadirkan #Likemakanmakan Live Show, serangkaian sesi live saat makan yang dilakukan oleh para influencer Likee di tujuh kota berbeda di Indonesia selama tiga hari berturut-turut. Tidak sendirian, para influencer memilih satu penggemar beruntung yang berkesempatan untuk dibelikan makan malam dan melakukan #Likemakanmakan Live Show bersama sang influencer.
“Dengan besarnya skala penyebaran COVID-19 di dunia termasuk Indonesia, kami melihat bahwa perubahan mendadak yang cukup signifikan ini dapat menjadi tantangan bagi masyarakat untuk beradaptasi. Oleh karena itu, Likee ingin menjadi platform yang dapat memudahkan masyarakat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, salah satunya dengan menghadirkan #Likemakanmakan Live Show. Melalui serangkaian acara live ini, kami ingin menciptakan suasana makan malam yang menyenangkan di mana pengguna dapat berbincang dengan influencer dan pengguna lain saat menonton live mukbang #diRumahAja,” ujar Erwin, Manager of Creator Operation Likee.
Likee melaksanakan #Likemakanmakan Live Show di tujuh kota berbeda di Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Malang, Solo, Pekanbaru dan Pesisir Selatan. #Likemakanmakan Live Show memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dan bertukar pendapat dengan pengguna lain saat #diRumahAja. Berlangsung selama 20-22 April 2020, #Likemakanmakan Live Show juga memberikan kesempatan bagi pengguna untuk lebih dekat dengan influencer favorit dengan melakukan live bersama.
Tidak hanya #Likemakanmakan Live Show, Likee juga melaksanakan ‘Kartini Day Live Show’, sebuah acara live bersama Hj. Lisda Hendrajoni, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia Komisi VIII, sekaligus ketua tim penggerak PKK kabupaten Pesisir Selatan yang membahas bagaimana cara perempuan bisa mendapatkan penghasilan saat #diRumahAja (21/4). Acara ini dikhususkan untuk membantu wanita-wanita, terutama para ibu rumah tangga agar dapat mandiri dengan memiliki penghasilan sendiri.
“Pandemi COVID-19 tentu memengaruhi kehidupan dan mata pencaharian warga. Sebagai wanita yang mengurus keluarga, kita harus menjaga kesehatan demi keluarga dan tetap kreatif agar dapat bertahan di kondisi saat ini. Salah satu cara yang kami lakukan di sini adalah dengan mengarahkan para bundo kanduang atau ibu-ibu PKK kabupaten Pesisir Selatan yang biasanya membatik untuk membuat produk masker, serta menghimbau masyarakat untuk membeli produk tersebut. Hal tersebut dilakukan agar warga bisa mendapatkan penghasilan tambahan,” kata Hj. Lisda Hendrajoni, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia Komisi VIII, dan ketua tim penggerak PKK kabupaten Pesisir Selatan.
Selain itu, melihat kondisi yang cukup menantang, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerjasama dengan Likee untuk melawan penyebaran COVID-19 dengan membuka akun resmi BNPB di Likee. Mendukung upaya Likee dalam meminimalisir penyebaran COVID-19, BNPB mengadakan sesi live rutin pada sore hari melalui akun resmi mereka untuk berbagi informasi dan update terkini terkait COVID-19 kepada pengguna Like