Manokwari, TN– Covid-19 menjadi pendemi yang mengancam dunia sampai saat ini, Indonesia juga menjadi salah satu negara terdampak, pada 24 April 2020 tercatat 8.211, ada penambahan positif 436, yang sembuh 1.002 dan 689 meninggal sedangkan pasien yang masih dirawat 6250 orang.
Aktivis perempuan Yogyakarta, Elna Febi Astuti mengatakan, fasilitas kesehatan yang tidak merata, minimnya alat pelindung diri (APD) dan pemerintah yang tidak efisien diprediksi tidak akan menekan laju penyeberan Covid-19 dalam waktu dekat dan justru sebaliknya akan terus meningkat.
Beberapa daerah di Indonesia terus mengalami peningkatan misalnya, DKI Jakarta (3.599 kasus), Jawa Barat (862 kasus), Jawa Timur (690), Jawa Tengah (575 kasus), dan DI Yogyakarta (77 kasus) sangat berdampak pada semua sektor terutama ketahanan pangan.
Pasalnya, sejumlah daerah telah melakukan karantina wilayah sebagai upaya untuk memperlambat penyebaran Covid-19 namun ada juga yang tetap mengikuti himbauan Pemerintah Pusat.
Angka kematian yang cukup tinggi membuktikan bahwa penyebaran virus Corona di beberapa daerah meningkat drastis, tak terkecuali di wilayah Papua dan Papua Barat dilaporkan pada 24 April 2020, Provinsi Papua 137 kasus, 7 meninggal, 38 sembuh) dan Papua Barat (15 kasus, 5 meninggal).
Di Papua Barat, beberapa pemerintah kabupaten/kota telah mengambil langkah sendiri untuk mengunci daerahnya masing-masing seperti Kota Sorong, Tambrauw, Maybrat, dll.
Sebagai akibat dari karantina wilayah yang berkepanjangan, membuat aktivitas ekonomi di Maybrat menjadi lambat. Konsekuensinya, pendapatan masyarakat pun menurun drastis, sehingga secara tidak langsung akan berdampak terhadap nasib mahasiswa, seperti terhambatnya uang kiriman bulanan bagi mahasiswa.
Seirama dengan itu, Pemerintah Yogyakarta sendiripun telah menerapkan Psysical Distancing , Bahkan kegiatan Studi dilakukan secara online membuat para Mahasiswa Maybrat yang ada di Yogyakarta terkena dampak pembatasan sosial itu
“Penerapan Physical Distancing secara tidak langsung yaitu tidak dapat mencari tambahan penghasilan karena psysical Distancing yang tidak tau sampai kapan berakhir.” Tulis Aktivis perempuan Yogyakarta, Elna Febi Astuti melalui keterangan tertulisnya yang diterima media ini, Sabtu (25/4)
Advokad muda berdarah Toraja ini menuturkan, hal ini membuat kegelisahan pada mahasiswa Maybrat yang ada di Yogyakarta karena tidak bisa bekerja ataupun mendapat uang kiriman karena situasi di Maybrat.
Merespon keluhan mahasiswa Maybrat di Kota Studi Yogyakarta,DPW Partai NasDem Papua Barat secara cepat membantu kebutuhan pangan generasi penerus bangsa. Aksi ini merupakan implementasi gerakan perubahan agar mahasiswa di Yogyakarta tetap bisa melaksanakan Tugas belajar dalam situasi Physical Distancing.
Adapun jumlah bantuan bahan makanan adalah 100Kg beras, Minyak Goreng 3 Kardus, Gula pasir 25 kilo, Indomie Rebus 5 Kilo,Indomie Goreng 5 kardus, Telur 20Kg, Sarden 1 Karton,Teh celup 1 Karton.
“Dalam situasi Pandemi COVID-19 kita harus sama-sama bahu membahu untuk saling menolong, NasDem Papua Barat berharap teman-teman mahasiwa Maybrat sebagai penerus gerakan perubahan di masa mendatang mampu tetap belajar walaupun secara online study di situasi yang sangat terbatas.” Pesan Ketua DPW NasDem Papua Barat, Drs Dominggus Mandacan melalui Sekertartis, Rocky L. Mansawan.
Langkah cepat Partai NasDem ini disambut baik mahasiswa Maybrat di Kota Studi Yogyakarta, karena sudah menjawab kebutuhan mereka ditengah wabahnya virus corona.
“Kami sangat membutuhkan Bantuan ini agar kami bisa tetap fokus melaksanakan online study, pembelajaran jarak jauh ini penuh tantangan dan energi yang sangat ekstra besar Terima kasih DPW Partai Nasdem Papua Barat” ucap perwakilan mahasiswa Maybrat, Maximus Lex.