Tambrauw,TN – Untuk mengantisipasi penyebaran virus corona (Covid-19), Aparatur Sipil Negara (ASN) di kabupaten Tambrauw, Papua Barat, dirumahkan.
Selain itu, pintu masuk atau perbatasan kabupaten Tambrauw juga dibatasi. Dimana kabupaten tambrauw berbatasan langsung dengan kabupaten Sorong dan Manokwari.
“Berdasarkan surat edaran Bupati Tambrauw tentang tindak lanjut pencegahan Covid-19 di kabupaten Tambrauw , seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) kita rumahkan mulai tanggal 23 Maret sampai 5 April. Jadi selama 14 hari, dan apabila masih terdapat gejala lain yang berkembang kita akan dirumahkan lebih lama lagi,”jelas Sekda Kabupaten Tambrauw, Engelbertus Kocu yang ditemui di kediamannya di Sorong, Sabtu (28/03).
Selain merumahkan ASN, Pemda Kabuptaen Tambrauw juga akan melakukan pengawasan secara ketat di perbatasan Kabupaten Tambrauw yakni di distrik Salemkai yang berbatasan dengan Kabupaten Sorong dan Distrik Mubrani yang berbatasan dengan Manokwari
Adapun pengawasan yang dilakukan, yakni menyemprotkan setiap orang atau pengunjung yang hendak melakukan perjalanan ke Kabupaten Tambrauw dengan menggunakan cairan disinfektan, serta mengecek suhu tubuh pengunjung.
“Kami akan memasang portal di perbatasan kabupaten Tambrauw dan orang-orang yang hendak melakukan perjalanan ke Kabupaten Tambrauw akan disemprot cairan disinfektan serta di cek suhu tubuhnya,”terang Sekda.
Engelbertus menambahkan, hingga saat ini, warga Kabupaten Tambrauw belum ada yang berstatus Orang Dalam Pantauan (ODP) maupun Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19. Meski demikian pihaknya akan terus melakukan pencegahan sebelum virus tersebut mewabah di Kabupaten Tambrauw.
“Hingga saat ini, belum ada warga Tambrauw yang berstatus ODP maupun PDP. Tetapi sesuai anjuran, pasien ODP maupun PDP dari Tambrauw akan dirujuk ke rumah sakit rujukan yakni di RSUD Kabupaten Sorong dan RSUD Sele Be Solu Sorong,”ucap Sekda.
Di tempat yang sama, dr. Revinda selaku tenaga media di kabupaten Tambrauw mengungkapkan bahwa pihaknya sudah mempersiapkan masker untuk tenaga medis dan Alat Pelindung Diri (APD) dari jas hujan. Hal itu dikarenakan belum tersedianya jubah khusus untuk tenaga medis yang akan menangani pasien Covid-19.
“Masker dan cairan disinfektan sudah kami sediakan. Namun untuk APD bagi tenaga medis kami masih menggunakan jas hujan karena belum tersedia APD khusus untuk menangani pasien Covid-19,”tandas dr Revinda