159 Siswa SD/SMP dan 21 Guru Ikut Sekolah Konservasi Tambrauw

159 Siswa SD/SMP dan 21 Guru Ikut Sekolah Konservasi Tambrauw. Foto ist.

TEROPONGNEWS.COM, TAMBRAUW- Sekolah Konservasi Tambrauw (SKT) merupakan sekolah interaktif non formal berbasis Konservasi yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Olahraga bekerjasama Yayasan Mange Mange Papua, Dinas Pariwisata Tambrauw serta BUMD Tambrauw Bersinar Abadi.

Sebanyak 159 siswa dari Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama serta 21 Guru mengikuti program Sekolah tersebut, sejak 30-31 Mei 2022 lalu.

Sekolah Konservasi Tambrauw dengan thema “Konservasi Untuk Masa Depan Tambrauw” ini, dimana seluruh pembelajaran dirancang secara interaktif antara siswa dengan lingkungan alamnya.

“Para siswa akan memperoleh pengetahuan langsung dari sumbernya, yaitu alam. Para fasilitator hanya mengarahkan para peserta untuk menemukan sendiri informasi yang pernah mereka dengar,misalnya nama-nama mangrove dan jenisnya,” jelas Ketua YM2P Ema Siloni, SP.

Kabupaten Tambrauw telah dicanangkan sebagai kabupaten Konservasi dan Masyarakat Hukum Adat sebagaimana yang dikuatkan di dalam komitmen politik melalui Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Tambrauw Nomor 5 Tahun 2018 Tentang Konservasi dan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Masyarakat Hukum Adat.

“Hari ini saya baru tahu tentang Konservasi, kami dengar dengan itu nama itu, namun apa itu Konservasi baru kami tahu dari pembelajaran ini,” kata Kepala Sekolah St.Gabriel.

Menurutnya, Konservasi sangat penting bagi kita sekalian, karena Konservasi membimbing kita berperilaku secara benar dengan lingkungan, memanfaatkan sumber daya, melindungi dan merawatnya hendaknya menjadi bagian hidup dan budaya kita sehari-hari,ujarnya.

Sementara itu, Yakobus Nebore, SE, Koordinator Program YM2P, mengatakan bahwa kegiatan Sekolah Konservasi Tambrauw, meliputi pembelajaran interaktif ekosistem pesisir, hutan, sampah dan beberapa species hewan kharismatik di kabupaten Tambrauw, seperti Penyu Belimbing dan Cendrawasih.

”Tujuan pembelajaran SKT ini adalah Memperkenalkan kepada siswa jenis-jenis hewan dan tumbuhan yang ada di ekosistem pesisir dan laut melalui kegiatan-kegiatan interaktif, dan juga memberikan pengertian tentang interaksi ekologi antara organisme-organisme tersebut dengan lingkungannya. Selanjutnya, dan terutama, memberi pengertian dan menanamkan rasa cinta pada ekosistem pesisir dan laut yang menginspirasi siswa untuk melindungi dan melestarikan lingkungannya, serta ekosistem hutan dan perannya bagi tata Kelola air, dan rumah bagi lebih dari 700 jenis burung,” ungkapnya.

Secara umum, dijelaskannya bahwa Pendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Konservasi sebagai media literasi pembelajaran lingkungan yang diharapkan meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan nalar didik anak-anak sekolah dasar maupun sekolah menengah untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya peran konservasi alam bagi hidup manusia.