Antara Social Distancing dan “Liburan”?

Potret kawasan pelabuhan SAR kota Sorong ramai pengunjung. Senin(6/4).(istimewa)

Sejak diberlakukan satatus belajar, bekerja dan beraktivitas di rumah atau istilah bekennya “Social Distancing”. Muncul aktivitas dan gaya hidup baru, mulai dari mancing, jogging hingga berenang ramai-ramai.  Fakta ini menunjukan  anjuran Social Distancing tidak dipatuhi oleh sebagian masyarakat termasuk para pekerja swasta atau ASN.

Tidak sedikit mereka yang “diliburkan” ternyata tidak mau Stay at Home, mereka ternyata tidak betah dirumah. Padahal mulai dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah pemberlakuan Sosial Distancing tengah bergulir.

Di kota Sorong selain Social Distancing, Waikota telah menetapkan Lock Down sejak 1 April 2020, akses bandara udara dan pelabuhan ditutup. Keseriusan Walikota Sorong dalam mencegah penyebaran Covid – 19 ini mendapat dukungann dari lapisan masyarakat.

Keberanian Walikota patut diancungi jempol karena dengan menutup akses keluar masuk dari kota Sorong otomatis akan memutus mata rantai Covid-19 yang baru. Lantas bagaimana setelah askses ditutup?

Seirama dengan penutupan akses keluar- masuk kota Sorong, seharusnya dibarengi dengan kepatuhan warganya terhadap Social Distancing maupun Physical Distancing.  Sejak berstatus belajar dirumah bagi pelajar dan bekerja dirumah bagi ASN dan sebagaian kecil swasta.  Muncul fenomena gaya hidup baru.

Faktanya, disejumlah titik masih banyak dijumpai kerumanan orang, dibeberapa pantai terpantau justru dipadati pengunjung, padahal sebelum status Social Distancing pantai-pantai ini nampak sepi kecuali hari libur resmi.

Sebagai contoh adalah pemandangan pantai sekitar kawasan pelabuhan SAR pada hari Senin (6/4) terlihat ramai pengunjung. Disana peringatan “Jaga Jarak” tidak berlaku. Yang ada justru wajah ceria dan kegembiraan bersama-sama menikmati “liburan Panjang” serambi Selfie.

Hampir setiap malam himbauan oleh petugas kepolisian terus dikumandangkan melalui kendaraan dengan keliling disepanjang jalan protoler di Kota Sorong. Bagus namun masih kurang efektif. Patroli di tempat-tempat yang dijadikan berkumpul harusnya lebih ditingkatkan oleh petugas Kepolisian, Satpol PP dan komponen Satgas Cocid-19. Khusus petugas kepolisian tidak perlu ragu lagi, maklumat bapak Kapolri sangat jelas.

Ingat Virus Corona adalah nyata dan berbahaya !