Berita

Program Rekreasi Duta Covid-19 Turunkan Kurva Penyebaran di Sulsel

×

Program Rekreasi Duta Covid-19 Turunkan Kurva Penyebaran di Sulsel

Sebarkan artikel ini
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), dr H Muhammad Ichsan Mustari. Foto-Ist/TN

Makassar, TN – Program rekreasi Duta Covid-19 telah berlangsung selama satu bulan. Sejak tanggal dimulai program ini, 20 April 2020, telah tercatat 931 total peserta yang ikut dalam program ini, yang tersebar di empat hotel. Yaitu Hotel Swiss Bell, Al-Madera, Hotel Harper, dan Hotel Remcy.

1466
Mana Calon Gubernur Papua Barat Daya Pilihan Anda yang Layak?

 www.teropongnews.com sebagai media independen meminta Anda untuk klik siapa calon yang digadang-gadang oleh Anda untuk dipilih dan layak jadi calon Gubernur Papua Barat Daya Periode 2024-2029,  kemudian klik Vote pada bagian paling bawah ini.

Per 19 Mei tahun 2020, sebanyak 414 orang telah dinyatakan sembuh dan telah kembali ke masyarakat dan wilayah masing-masing. Program ini merupakan bagian dari strategi utama dalam penanganan Covid-19 oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provindi Sulsel.

Gugus tugas provinsi telah membuat strategi manajemen kasus dan karantina terpusat di Makassar. Untuk pasien dalam kategori PDP atau pasien konfimasi positif Covid-19 dengan gejala berat, akan dirawat di lima rumah sakit rujukan yang berlokasi di Makassar.

Sedangkan untuk pasien OTG, ODP dan pasien konfirmasi positif yang tidak bergejala sampai gejala ringan, maka semua akan diikutkan dalam program isolasi di rekreasi Duta Covid-19 di hotel yang berlokasi di Makassar.

Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, dr H Muhammad Ichsan Mustari mengatakan, strategi ini diperuntukkan agar kabupaten lain selain Makassar dapat steril, sehingga menghindari terbentuknya episentrum baru di kabupaten selain di Makassar, Gowa dan Maros. Selain itu, dengan memusatkan perawatan dan isolasi di Makassar, juga dapat mengurangi tingkat keterpaparan terutama untuk tenaga medis yang harus dilindungi.

“Orang-orang tanpa gejala dan orang ODP tidak perlu diisolasi di rumah sakit, karena rumah sakit akan overload dan tenaga medis akan banyak yang terpapar. Hanya orang yang dengan gejala berat, yang akan ditempatkan di rumah sakit,” jelasnya kepada wartawan, Senin (25/5).

Menurut dr Ihsan, tidak perlu semua rumah sakit merawat Covid-19, karena akan berpotensi melumpuhkan pelayanan esensial lainnya. Masyarakat akan takut dan was-was ke rumah sakit.

Rumah sakit non Covid-19 dapat fokus memberikan pelayanan lain yang tidak kalah pentingnya. Jangan nanti setelah pandemi ini, muncul masalah baru seperti tingginya kematian ibu, akibat banyak ibu-ibu yang tidak dapat melahirkan di fasilitas kesehatan.