Makassar, TN – Pembangunan Jalan Tol Layang AP Pettarani yang memiliki panjang 4,3 Km sudah memasuki tahapan penyelesaian span terakhir pada pekerjaan erection box girder.
Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Kapolda Sulsel, Irjen Pol Mas Guntur Laupe, Kepala Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Sulsel, Rudy Djamaluddin, Pj Wali Kota Makassar, Yusran Yusuf, menghadiri acara seremonial penyelesaian span terakhir pekerjaan erection box girder Proyek Jalan Tol Ujung Pandang Seksi III atau Jalan Tol Layang AP Pettarani, Makassar, yang diadakan secara virtual, Selasa (19/5).
Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah mengaku, jalan tol layang yang pertama kali di Kota Makassar tidak lama lagi bisa digunakan oleh masyarakat.
“Insyaallah hari ini kita akan menyaksikan bersama, pekerjaan Erection Box Girden yaitu tahap akhir pemasangan balok jembatan. Hal ini berarti tidak lama lagi jalan tol Layang ini kita akan nikmati bersama,” kata Nurdin Abdullah.
Dia menjelaskan Hadirnya jalan tol layang ini akan menjadi ikon baru di Kota makassar,yang selain dapat mengurangi kemacetan juga akan menghubungkan dengan Jalan Tol Ujungpandang seksi I dan seksi II yang akan menjadikan akses ke Pelabuhan Soekarno Hatta, dan Bandara Sultan Hasanuddin semakin lancar.
“Hadirnya jalan tol layang ini akan mengurangi kemacetan juga akan menghubungkan dengan Jalan Tol Ujungpandang seksi I dan seksi II yang akan menjadikan akses ke Pelabuhan Soekarno Hatta dan Bandara Sultan Hasanuddin semakin lancar. Dan tentu akan meningkatkan produktivitas rakyat dan pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Utama WIKA Beton, Hadian Pramudita, dalam sambutannya mengatakan Teknologi konstruksi yang digunakan pada proyek ini tergolong baru. WIKA Beton sebagai kontraktor utama proyek memilih metode span by span dengan launching gantry untuk proses pemasangan balok jembatan serta beam bracing sebagai metode kerja pier.
WIKA sendiri memiliki pengalaman pada proyek Semanggi. Penggunaan metode ini sangat efektif dan dapat menekan risiko gangguan lalu lintas yang muncul saat proses pengerjaan proyek berlangsung. Proyek Jalan Tol Layang pertama di Kota Makassar ini diperkirakan dapat diselesaikan pada tahun 2020 ini.
“WIKA Beton bekerja secara maksimal menyelesaikan Proyek Jalan Tol Layang AP Pettarani ini dengan jaminan biaya, waktu dan mutu kualitas terbaik.dengan tetap menjalankan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja di lingkungan kerja kami,” ungkapnya.
Hadian Pramudita menjelaskan, Tol Layang AP Pettarani dengan panjang 4,3 km dibangun di atas jalan nasional AP Pettarani tanpa adanya pembebasan lahan. Pembangunan proyek ini terbagi atas 74 span pada Main Line, 9 span pada Ramp On dan 7 span pada Ramp Off dengan jumlah box girder sebanyak 3.044 melibatkan tidak kurang dari 1.000 pekerja pada pekerjaan kontruksi di proyek.
Selain itu, kurang lebih 300 orang pada produksi box girder di Pabrik Produk Beton milik WIKA Beton yang berlokasi di KIMA 20 Makassar.
“Kami harap proyek prestisius di wilayah Timur Indonesia ini bisa selesai tepat waktu dengan hasil yang memuaskan. Proyek ini merupakan salah satu bentuk kontribusi WIKA Beton, dalam pemerataan pembangunan Indonesia yang lebih maju dan sejahtera, khususnya di wilayah Indonesia Timur,”jelas Hadian.
Diketahui, sejak April 2018, Manajemen PT Bosowa Marga Nusantara (BMN) bersama dengan PT Wijaya Karya Beton, Tbk (WIKA Beton) selaku Kontraktor Utama dan Nippon Koei Co., Ltd. dalam operasi bersama PT. Indokoei International dan PT. Cipta Strada selaku Konsultan Supervisi serta PT. Virama Karya selaku Konsultan Pengendali Mutu Independen, fokus pada pembangunan Jalan Tol Layang AP Pettarani ini sebagai salah satu solusi untuk mengurai kepadatan lalu lintas Kota Makassar.
PT MUN yang merupakan bisnis unit strategis dari PT Nusantara Infrastructure Tbk (NI), yang bergerak dalam sektor pengelolaan dan pengembangan jalan tol. MUN melalui anak usahanya PT Bosowa Marga Nusantara (BMN) turut berpartisipasi dalam pengembangan konektivitas daerah Sulawesi Selatan, khususnya Makassar.
PT BMN merupakan operator jalan tol sepanjang 5,95 km yang menghubungkan Pelabuhan Soekarno-Hatta dengan Jalan AP Pettarani (flyover Urip Sumoharjo) di Makassar. Jalan Tol BMN juga terhubung dengan Jalan Tol Seksi IV (JTSE) sepanjang 11,57 km yang membentuk jalur utama dalam Kota Makassar.
Meski di tengah pandemi Covid-19, pengerjaan Proyek Jalan Tol Layang AP Pettarani ini terus dilakukan dengan tetap mematuhi standar Sistem Manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja (SMK3) serta protokol pencegahan Covid-19 yang diterapkan secara disiplin dan ketat.
Sejumlah prosedur pencegahan dan penanganan Covid-19 telah dibuat, diterapkan di seluruh unit kerjanya sejak akhir Februari 2020 dan terus diperbarui seiring dengan perkembangan data kasus di Indonesia.